Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Tawuran di Pasar Deprok, Disebut Ulah Provokator dan Diawali Pemasangan Petasan

Kompas.com - 07/05/2024, 13:09 WIB
Muhammad Isa Bustomi

Editor


JAKARTA, KOMPAS.com - Tawuran di sekitar Pasar Deprok, Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur, terus berulang dan seakan tak pernah selesai.

Aksi kriminalitas itu diduga melibatkan warga Cipinang Muara dengan Klender, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.

Hingga kini, tak jelas apa yang menjadi akar permasalahan tawuran antarkelompok warga itu.

Diduga ulah provokator

Kepala Polisi Resor (Kapolres) Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Nicholas Ary Lilipaly menjelaskan, adanya provokator di balik pemicu tawuran.

Baca juga: Fenomena Tawuran di Pasar Deprok, Disebut Ulah Provakator dan Diawali Pemasangan Petasan

"Selama ini spontanitas dari mereka, dari warga yang memang ada provokator, yang sengaja untuk menggerakkan warga untuk melakukan tawuran,” ujar Nicholas di Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Senin (6/5/2024).

Dugaan itu mengacu pada kasus serupa yang pernah Polres Metro Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.

Nicholas mengatakan, para pelaku tawuran itu mengaku dengan sengaja membuat suasana gaduh hingga emosi warga tersulut dan terjadi tawuran.

“Itu mendapatkan kepuasan tersendiri bagi diri pribadi dan itu pengakuan yang kami peroleh dari salah satu atau dua orang warga yang kami anggap sebagai provokator,” kata Nicholas.

Baca juga: Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polres Jakarta Timur saat ini tengah berupaya mencari solusi untuk menyelesaikan persoalan tawuran di Pasar Deprok, Jakarta Timur.

Untuk mengantisipasi aksi tawuran, dibutuhkan peran masyarakat sekitar. Salah satunya yakni menginformasikan ke pihak kepolisian apabila menemukan adanya suatu perkumpulan yang mencurigakan.

"Kami kan bukan hanya mau menangkap, kami kan mau membina mereka, itu generasi muda kita agar mereka jangan sampai jadi korban tawuran,” kata Nicholas.

Baca juga: Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Diawali pemasangan petasan

Nicholas menjelaskan, aksi tawuran di Pasar Deprok terjadi dengan lebih dahulu diawali pemasangan petasan yang diluncurkan ke rumah warga.

Aksi pemasangan petasan inilah yang menjadi tanda sebelum terjadi aksi saling serang.

"Memang kebanyakan tawuran antarwarga itu dimulai dengan petasan, sebagai tanda bahwa mereka akan melakukan tawuran," kata Nicholas.

Baca juga: Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

"Jadi, itu kode, kayak kesepakatan antara dua belah pihak. kalau sudah bunyi petasan itu tandannya mereka akan berantam,” imbuh Nicholas.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penjambret iPhone 15 di Depan Hotel Pullman Ditangkap, Ternyata Sudah Beraksi 12 Kali

Penjambret iPhone 15 di Depan Hotel Pullman Ditangkap, Ternyata Sudah Beraksi 12 Kali

Megapolitan
Gembok Rumah Warga Terpaksa Dibobol Damkar Saat Padamkan Kebakaran Pasar Poncol Senen

Gembok Rumah Warga Terpaksa Dibobol Damkar Saat Padamkan Kebakaran Pasar Poncol Senen

Megapolitan
Relakan Dagangan Basah, Nanang Bersyukur Kiosnya di Pasar Poncol Tak Ikut Terbakar

Relakan Dagangan Basah, Nanang Bersyukur Kiosnya di Pasar Poncol Tak Ikut Terbakar

Megapolitan
Langkah PDI-P Untuk Pilkada 2024 di DKI dan Sumut Dinilai Tak Ringan

Langkah PDI-P Untuk Pilkada 2024 di DKI dan Sumut Dinilai Tak Ringan

Megapolitan
Akhir Pelarian Caleg PKS Asal Aceh yang Terlibat Bisnis Narkoba, Buron sejak Maret 2024

Akhir Pelarian Caleg PKS Asal Aceh yang Terlibat Bisnis Narkoba, Buron sejak Maret 2024

Megapolitan
Runutan Polemik Kampung Susun Bayam yang Dimulai sejak Pembangunan JIS

Runutan Polemik Kampung Susun Bayam yang Dimulai sejak Pembangunan JIS

Megapolitan
FBJ Deklarasikan Dukungan untuk Anies Baswedan Maju Jadi Calon Gubernur Jakarta 2024

FBJ Deklarasikan Dukungan untuk Anies Baswedan Maju Jadi Calon Gubernur Jakarta 2024

Megapolitan
Diperkosa Ayah Tiri, Anak di Kemayoran Diberi Rp 5.000 Sambil Diancam Dicelakai jika Mengadu

Diperkosa Ayah Tiri, Anak di Kemayoran Diberi Rp 5.000 Sambil Diancam Dicelakai jika Mengadu

Megapolitan
Perkosa Anak Disabilitas, Pemilik Warung di Kemayoran Beri Rp 10.000 agar Korban Tutup Mulut

Perkosa Anak Disabilitas, Pemilik Warung di Kemayoran Beri Rp 10.000 agar Korban Tutup Mulut

Megapolitan
3 Kios di Pasar Poncol dan Satu Rumah Warga Terbakar, Diduga akibat Korsleting

3 Kios di Pasar Poncol dan Satu Rumah Warga Terbakar, Diduga akibat Korsleting

Megapolitan
Polisi Tetapkan Eks Staf Kelurahan di Tangsel sebagai Tersangka Pemerkosaan Remaja

Polisi Tetapkan Eks Staf Kelurahan di Tangsel sebagai Tersangka Pemerkosaan Remaja

Megapolitan
Terkait Dorongan ke Pilkada Sumut, Pengamat: Ahok Digunakan PDI-P buat Pusat Pemberitaan

Terkait Dorongan ke Pilkada Sumut, Pengamat: Ahok Digunakan PDI-P buat Pusat Pemberitaan

Megapolitan
Saat DPRD DKI Kritik Penyelenggaraan PPDB, Berujung Permohonan Maaf Disdik

Saat DPRD DKI Kritik Penyelenggaraan PPDB, Berujung Permohonan Maaf Disdik

Megapolitan
Setelah 1,5 Tahun Dilaporkan, Pelaku Pemerkosaan Remaja di Tangsel Akhirnya Ditangkap Polisi

Setelah 1,5 Tahun Dilaporkan, Pelaku Pemerkosaan Remaja di Tangsel Akhirnya Ditangkap Polisi

Megapolitan
Penolakan Revisi UU Penyiaran Menguat, Kebebasan Pers Terancam dan Demokrasi Dikhawatirkan Melemah

Penolakan Revisi UU Penyiaran Menguat, Kebebasan Pers Terancam dan Demokrasi Dikhawatirkan Melemah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com