Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Kompas.com - 10/05/2024, 08:59 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak ingin anak Indonesia bernasib sama seperti putranya, Pinta Manullang Panggabean (61) dan suaminya Sabar Manullang, mendirikan rumah sementara (rumah singgah) "Rumah Anyo" untuk selamatkan anak-anak pejuang kanker.

"Jadi sesuai dengan namanya, Yayasan Anyo. Anyo sendiri adalah nama panggilan anak pertama saya saat kecil. Anyo semasa hidupnya pernah meyandang kanker darah atau leukemia," kata Pinta saat diwawancarai Kompas.com, Kamis (9/5/2024).

Akibat leukemia yang diderita, putra sulung Pinta dan Sabar meninggal dunia di usia 19 tahun.

Menjalani hari setelah kepergian Anyo bukan merupakan hal yang mudah bagi Pinta dan Sabar.

Baca juga: Cerita Anak Pejuang Kanker Menyemai Asa di Rumah Pesinggahan

Keduanya tahu betul bagaimana penyakit mematikan itu menggerogoti tubuh putranya.

Karena kepergian putranya, Pinta dan Sabar tak ingin anak Indonesia lain bernasib sama seperti Anyo.

"Karena sudah mengalami sebagai orangtua anak dengan kanker, walau Anyo sudah tiada 16 tahun yang lalu. Pak Sabar dan saya ingin sekali menolong 'Anyo-Anyo' lainnya agar bisa selamat dari kanker," sambungnya.

Rumah Anyo atau Yayasan Anyo Indonesia (YAI), dibangun Pinta bersama suaminya pada 2012 lalu.

Baca juga: Derita Siswa SD di Bekasi yang Alami Kanker Tulang Sebelum Meninggal, Kesulitan Bernapas sampai Sedot Cairan Paru-paru

Rumah Anyo yang berlokasi di Jalan Anggrek Neli Murni VIII, Kemanggisan, Jakarta Barat dibangun sebagai rumah sementara para anak pejuang kanker yang berasal dari daerah tapi harus menjalani pengobatan di rumah sakit Jakarta.

Kanker merupakan penyakit yang proses pengobatannya cukup lama dan tidak semua rumah sakit daerah bisa menanganinya.

Kebanyakan pasien kanker anak dari daerah dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar, seperti Rumah Sakit Kanker Dharmais, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dan lainnya.

Di sisi lain, tidak semua anak pejuang kanker berasal dari keluarga dengan eknomi atas. Kebanyakan dari mereka berasal dari keluarga dengan ekonomi rendah.

Banyak orangtua anak pejuang kanker

Mereka berangkat dari daerah dan merasa begitu berat ketika harus menjalani pengobatan di Jakarta dalam waktu lama.

Selain karena biaya hidup yang besar, banyak orangtua anak pejuang kanker tak memiliki cukup uang untuk mengontrak rumah selama menemani buah hatinya menjalani pengobatan.

Untuk meringankan beban para orangtua anak pejuang kanker, maka dibangun lah Rumah Anyo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 6 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Megapolitan
Dharma Pongrekun-Kun Wardana Belum Penuhi Syarat Dukungan Ikut Pilkada Jakarta

Dharma Pongrekun-Kun Wardana Belum Penuhi Syarat Dukungan Ikut Pilkada Jakarta

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Ibu Diduga Cabuli Anak Laki-laki di Tangerang

Polisi Selidiki Kasus Ibu Diduga Cabuli Anak Laki-laki di Tangerang

Megapolitan
Alasan Pemilik Pajero Pakai Pelat Nomor Palsu: Cita-cita Sejak Kecil

Alasan Pemilik Pajero Pakai Pelat Nomor Palsu: Cita-cita Sejak Kecil

Megapolitan
Jalan Margonda Macet Parah Sabtu Malam, Pengendara Buka Pembatas Jalan dan Lawan Arah

Jalan Margonda Macet Parah Sabtu Malam, Pengendara Buka Pembatas Jalan dan Lawan Arah

Megapolitan
Polisi Tangkap Pencopet yang Beraksi di Kerumunan Acara Hari Jadi Bogor

Polisi Tangkap Pencopet yang Beraksi di Kerumunan Acara Hari Jadi Bogor

Megapolitan
'Horor' di Margonda Kemarin Sore: Saat Pohon Tumbang, Macet, dan Banjir Jadi Satu

"Horor" di Margonda Kemarin Sore: Saat Pohon Tumbang, Macet, dan Banjir Jadi Satu

Megapolitan
Antusias Warga Berebut Hasil Bumi di Dongdang pada Hari Jadi Bogor, Senang meski Kaki Terinjak

Antusias Warga Berebut Hasil Bumi di Dongdang pada Hari Jadi Bogor, Senang meski Kaki Terinjak

Megapolitan
Ketua DPRD Kota Bogor Mengaku Siap jika Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota

Ketua DPRD Kota Bogor Mengaku Siap jika Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota

Megapolitan
Polisi Jemput Paksa Pemilik Pajero Pelat Palsu yang Kabur di Jalan Tol

Polisi Jemput Paksa Pemilik Pajero Pelat Palsu yang Kabur di Jalan Tol

Megapolitan
Bisa Usung Calon Sendiri, PKS Belum Tentukan Jagoan untuk Pilkada Bogor 2024

Bisa Usung Calon Sendiri, PKS Belum Tentukan Jagoan untuk Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Sisa Banjir Sabtu Sore, Sampah Masih Berserakan di Jalan Margonda Depok

Sisa Banjir Sabtu Sore, Sampah Masih Berserakan di Jalan Margonda Depok

Megapolitan
Warga Ajak 'Selfie' Polisi Berkuda dan Polisi Satwa di CFD

Warga Ajak "Selfie" Polisi Berkuda dan Polisi Satwa di CFD

Megapolitan
Sambut HUT Ke-542 Bogor, Ratusan Orang Ikut Lomba Lari Lintasi Sawah dan Gunung

Sambut HUT Ke-542 Bogor, Ratusan Orang Ikut Lomba Lari Lintasi Sawah dan Gunung

Megapolitan
Penyalur Jadi Tersangka karena Palsukan Usia ART yang Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang

Penyalur Jadi Tersangka karena Palsukan Usia ART yang Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com