Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Siswa SD di Bekasi yang Alami Kanker Tulang Sebelum Meninggal, Kesulitan Bernapas sampai Sedot Cairan Paru-paru

Kompas.com - 08/12/2023, 14:37 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

BEKASI, KOMPAS.com - F (12), siswa SDN Jatimulya 09, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, yang kakinya diamputasi akibat kanker tulang telah berpulang pada Kamis (7/12/2023) kemarin.

Sebelum menghembuskan napas terakhir, F sempat mengalami sejumlah masalah kesehatan sampai akhirnya ia meninggal dunia.

Sempat drop dan kesulitan bernapas

Kuasa hukum F, Mila Ayu Dewata mengatakan, kondisi kliennya sempat menurun dan kesulitan bernapas sebelum meninggal dunia.

Baca juga: Sebelum Meninggal, Siswa SD di Bekasi yang Kanker Tulang Sempat Drop dan Sulit Bernapas

"Kondisinya di tiga hari terakhir ini sempat drop karena kesulitan bernapas," ujar Mila saat ditemui di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Kamis.

Mila menuturkan, F sudah berada di rumahnya seminggu belakangan setelah menjalani perawatan di RS Dharmais, Jakarta Barat.

"Tapi sesampainya di rumah ternyata kondisi Fatir semakin drop," ujar Mila.

Karena kondisinya semakin turun, Fatir dibawa ke Rumah Sakit Hermina Bekasi Barat dan sempat masuk ruang isolasi.

"Di situ dilakukan tindakan, sempat masuk ruang isolasi juga, karena Fatir itu tidak bisa bernapas tanpa bantuan oksigen, itu harus 24 jam," kata Mila.

Mila menyebut, F tidak bisa bernapas tanpa bantuan oksigen meskipun hanya beberapa detik alat bantu itu dilepas.

Baca juga: Sebelum Di-sliding, Siswa SD di Bekasi Tak Pernah Keluhkan Sakit Kanker Tulang

"Kondisi Fatir sudah luar biasa kritis, luar biasa drop, bahkan kemarin itu oksigen dilepas satu detik aja itu sudah napasnya tersengal-sengal," imbuh dia.

Dari hasil pemeriksaan, kondisi paru-paru F sudah terendam cairan darah karena kanker yang telah menjalar ke organnya.

Sedot cairan di paru-paru

Lantaran ada cairan darah, F sempat menjalani penyedotan cairan dari paru-paru.

"Karena kesulitan bernapas, ternyata setelah dicek (di IGD RS Dharmais) itu ada genangan di paru-paru. Sudah dilakukan penyedotan dua kali, total 50 persen paru-paru sudah terendam cairan," jelas Mila.

"Penyedotan dua kali itu, pertama dikeluarkan dari paru-paru 600 mililiter dan kedua 500 mililiter, cairan itu darah," sambungnya.

Baca juga: Siswa SD yang Kakinya Diamputasi karena Kanker Tulang Sempat Sedot Cairan Paru-Paru

Berbagai upaya telah dilakukan pihak keluarga, tetapi F mengembuskan napas terakhir pada pukul 02.15 WIB.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com