Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debu Tebal di Terminal Kontainer Pelabuhan Tanjung Priok, Pekerja: Makan Aja Pakai Kuah Debu

Kompas.com - 24/05/2024, 15:18 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Debu dengan ketebalan sekitar 1-2 sentimeter menyelimuti area buffer emergency New Priok Container Terminal One (NPCT 1) Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. Kondisi ini dikeluhkan oleh para pekerja yang melakukan kegiatan bongkar muat peti kemas di area tersebut. 

"Mengganggulah, makan aja pakai kuah debu setiap makan di sini," kata Tama, pekerja dari salah satu perusahaan ekspedisi muatan kapal laut (EMKL) saat diwawancarai Kompas.com, Jumat (24/5/2024).

Tak hanya menghambat aktivitas bekerja, Tama menyebut, debu tebal itu juga kerap menganggu pernapasannya.

Setiap kali bekerja, Tama dibayang-bayangi rasa khawatir seandainya debu tersebut masuk ke paru-parunya, sehingga menyebabkan masalah kesehatan serius pada masa mendatang.

Sepengetahuan Tama, tumpukan debu ini tak hanya berasal dari jalanan dan polusi kendaraan, tetapi juga dari kontainer yang sebelumnya dibawa oleh kapal mengarungi lautan selama berhari-hari. Debu dari kapal dan jalanan itu terbawa angin sampai ke area terminal.

Baca juga: Marak Curanmor di Tanjung Priok, Polisi Minta Warga Tak Main Hakim Sendiri

Tumpukan debu kian parah lantaran tak pernah dibersihkan oleh petugas kebersihan terminal.

"Enggak pernah dibersihkan, OB (office boy)-nya lebih sering ke long room. Tapi, percuma dibersihin, pasti ada lagi," sambung Tama.

Senada dengan Tama, Suhendang, pekerja EMKL lain yang tengah melakukan bongkar muat di terminal ini juga mengeluhkan hal yang sama.

"Menganggu (debunya). Apalagi kalau kena angin, debunya ke mana-mana," katanya. 

Adapun berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, debu tebal yang menyelimuti area buffer emergency NPCT 1 tampak berwarna abu-abu hampir menyerupai semen. Namun, teksturnya lebih kasar.

Debu yang menumpuk itu berhamburan ke segala arah ketika angin bertiup kencang atau kendaraan forklift di terminal sedang beroperasi memasukkan barang ke kontainer.

Saat debu beterbangan dan terhirup hidung, jalur pernapasan menjadi tak nyaman, bahkan sesak. Selain itu, debu yang masuk ke mata juga terasa sangat perih.

Di area NPCT 1, para pekerja yang melakukan kegiatan bongkar muat barang hampir semuanya menggunakan masker untuk mencegah debu masuk ke saluran pernapasan.

Saat mendatangi lokasi pun, reporter Kompas.com menggunakan masker ganda untuk memastikan debu tak terhirup. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Senyum Bahagia Anak Cilincing, Bermain Sambil Belajar Lewat Program 'Runcing'

Senyum Bahagia Anak Cilincing, Bermain Sambil Belajar Lewat Program "Runcing"

Megapolitan
Joki Tong Setan Pembakar 'Tuyul' Rumah Hantu di Pasar Rebo Terancam 5 Tahun Penjara

Joki Tong Setan Pembakar "Tuyul" Rumah Hantu di Pasar Rebo Terancam 5 Tahun Penjara

Megapolitan
Transaksi Judi Online Kecamatan Bogor Selatan Tertinggi, Perputaran Uang Rp 349 Miliar

Transaksi Judi Online Kecamatan Bogor Selatan Tertinggi, Perputaran Uang Rp 349 Miliar

Megapolitan
Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Megapolitan
Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Megapolitan
Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Ternyata Belum Laporkan Kasus Penjarahan, Masih Lengkapi Berkas

Pengelola Rusunawa Marunda Ternyata Belum Laporkan Kasus Penjarahan, Masih Lengkapi Berkas

Megapolitan
Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Megapolitan
Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Megapolitan
Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Megapolitan
Teganya 'Wedding Organizer' Tipu Calon Pengantin di Bogor, Tak Ada Dekorasi di Hari Resepsi

Teganya "Wedding Organizer" Tipu Calon Pengantin di Bogor, Tak Ada Dekorasi di Hari Resepsi

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com