Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Lebih Baik KPR daripada Gaji Dipotong untuk Tapera, Enggak Budget Wise"

Kompas.com - 29/05/2024, 15:42 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah karyawan swasta di Jakarta menganggap program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) bukan solusi bagi mereka untuk memiliki rumah.

Mereka berpendapat mengambil kredit pemilikan rumah (KPR) masih lebih masuk akal daripada mengikuti program ini.

"Jujur kalau saya mending KPR atau menabung saja daripada gaji dipotong 3 persen tiap bulan untuk Tapera," kata seorang karyawan swasta di Jakarta Selatan, Eduard (29) saat dihubungi, Rabu (29/5/2024).

Baca juga: Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

"Karena untuk memangkas 3 persen dari pendapatan itu enggak budget wise. Lalu, tidak semua orang tujuan hidupnya itu punya rumah apalagi kalau sudah ada rumah dari orangtua, ya diwariskan gitu," terangnya.

Menurut dia, KPR memungkinkan karyawan untuk membeli rumah sesuai dengan keinginan. Berbeda dengan Tapera yang menurutnya belum jelas manfaatnya. 

"Sedangkan kalau Tapera, belum tentu ke depannya kita bisa membeli rumah yang bujet dan rumah yang sesuai," tambah Eduard.

Senada dengan Eduard, karyawan swasta di Jakarta Pusat bernama Shesa (29) juga mengatakan Tapera bukan jaminan karyawan bisa membeli rumah.

"Bakal kebeli atau tidak, menurut saya sih jelas tidak," ungkapnya.

Baca juga: Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Dengan harga rumah yang terus meningkat, Shesa merasa pesimis Tapera bisa membantunya membeli rumah apalagi jika gajinya tidak mengalami kenaikan dari Upah Minimum Provinsi (UMP) Jakarta dalam beberapa tahun.

Di sisi lain, karyawan swasta bernama Nandi (31), yang bekerja di bilangan Jakarta Selatan, menuturkan, Tapera mungkin bisa dimanfaatkan karyawan untuk membeli rumah.

Tapi, ia tidak memungkiri, kelayakan rumah dan lokasinya menjadi masalah jika karyawan memiliki gaji yang kecil.

"Rumahnya kebeli sih mungkin-mungkin saja, tapi di daerah mana? Kalau dapatnya di daerah antah-berantah yang jauh dari lokasi kerja dan enggak tersentuh fasilitas dan transportasi umum, buat apa?" ucap Nandi.

Baca juga: Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

"Banyak dari rakyat sekarang sudah pasrah menerima saja kalau mereka harus mengontrak rumah sampai meninggal. Ya syukur-syukur kalau dapat warisan. Belum lagi program Rumah Murah Jokowi yang akhirnya terbengkalai itu bikin kita khawatir," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerbitkan aturan baru terkait iuran untuk Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).

Aturan itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2024 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Sebut Judi 'Online' Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Polda Metro Sebut Judi "Online" Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Megapolitan
Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Megapolitan
Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Megapolitan
Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Megapolitan
Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Megapolitan
Kapolda Metro: Judi 'Online' Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Kapolda Metro: Judi "Online" Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Megapolitan
Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Megapolitan
Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi 'Online'

Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi "Online"

Megapolitan
Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Megapolitan
Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Megapolitan
Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Megapolitan
Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Megapolitan
Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Megapolitan
 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com