JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pedagang kerak telor kompak bungkam saat ditanya soal biaya sewa lapak di Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair 2024.
Pertanyaan ini Kompas.com lontarkan kepada pedagang kerak telor untuk membandingkan biaya sewa pada tahun lalu yang mencapai Rp 17 juta selama acara berlangsung.
Bahkan, beberapa di antara mereka justru menolak diwawancarai.
“Coba sama yang depan saja, Bang. Jangan sama saya,” kata seorang pedagang kerak telor kepada Kompas.com, Rabu (12/6/2024).
Baca juga: Pedagang Kerak Telor Naikkan Sedikit Harga Dagangan Selama Jualan di PRJ
Seorang pedagang kerak telor bernama Yusuf (24) akhirnya mau menjawab pertanyaan tersebut.
Kendati demikian, ia memberikan jawaban yang menggantung.
“Ah, itu kurang tahu. Kalau itu (biaya sewa), bapak (saya) yang atur. Saya cuma disuruh dagang, tinggal datang doang. Bapak di rumah sekarang,” ujar Yusuf.
Sama halnya dengan pedagang kerak telor lain. Seorang pedagang yang tak ingin disebutkan namanya ini memilih untuk tutup mulut.
“Saya enggak tahu kalau itu, Bang. Bukan saya yang atur, saya cuma dagang doang,” tutur dia.
Pada Jakarta Fair 2023, seorang pedagang kerak telor bernama Adi (52) mengaku harus membayar Rp 17 juta agar bisa berjualan selama event PRJ.
Baca juga: Bahagianya Pedagang Kerak Telor Menyambut Jakarta Fair 2024: Senang Bisa Dagang Lagi...
Ia mengaku menyetorkan bayaran itu ke paguyuban pedagang kerak telor.
Selanjutnya, paguyubanlah yang meneruskan pembayaran itu kepada penyelenggara Jakarta Fair.
"Ada panitia khusus kerak telor di sini, paguyuban. Nanti ada yang langsung ke manajemen JIExpo," ungkap Adi kepada Kompas.com, Rabu (14/6/2023) malam.
Adapun biaya sewa yang ditarik penyelenggara Jakarta Fair nyatanya jauh lebih rendah dari apa yang dibayar pedagang kerak telor itu.
Penyelenggara Jakarta Fair, Jakarta International Expo menegaskan, hanya mematok biaya sewa Rp 5,5 juta bagi pedagang kerak telor selama penyelenggaraan Jakarta Fair.
Direktur Marketing Jakarta International Expo Ralph Scheunemann menyampaikan, uang Rp 5,5 juta tersebut hanya untuk biaya administrasi, kebersihan, hingga listrik selama acara berlangsung.
"Iya, hanya itu saja. You hitung saja. Rp 5 juta dibagi 33 hari, itu berapa?" kata Ralph saat ditemui Kompas.com di JIExpo Kemayoran, Sabtu (17/5/2023).
"Karena kalau kami lihat dari situ, kami tidak ada ambil keuntungan, sama sekali," tegas Ralph melanjutkan.
Ralph menambahkan, ada sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bekerja sama dengan pihaknya untuk mewadahi khusus pedagang kerak telor di Jakarta Fair.
"Beberapa tahun terakhir, itu kami sudah serahkan kepada pihak ketiga (untuk mengelola pedagang kerak telor). Dalam hal ini, LSM yang ada di DKI Jakarta," kata Ralph.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.