JAKARTA, KOMPAS.com - Perjalanan politik Basuki Tjahja Purnama atau Ahok di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 masih bagaikan perahu yang terombang-ambing.
Belum jelas jalan politik mantan Gubernur DKI Jakarta, karena belum lama ini namanya itu diisukan maju di Pilkada Jakarta, Sumatera Utara, hingga Bali.
Ahok pun menepis isu bahwa dirinya akan mencalonkan diri pada Pilkada Sumatera Utara maupun Bali.
Tetapi bukan berarti juga Ahok akan kembali mencalonkan diri sebagai bakal calon orang nomor satu di Jakarta dalam Pilkada 2024.
Namun Ahok justru menyatakan saat ini ia lebih siap untuk menduduki jabatan gubernur dibandingkan sebelumnya.
Baca juga: Ahok: Sekarang Saya Lebih Siap Jadi Gubernur
Hal itu disebutkan karena sebelumnya Ahok pernah dipenjara atas dugaan penistaan agama yang dianggapnya sebagai sebuah pelajaran.
"Bagaimanapun dia sudah lebih lima tahun hilang dari peredaran politik. Alasan karena dia sudah lulus "sekolah" Mako Brimob itu justru menjadi catatan hitam," ujar pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Zaki Mubarak kepada Kompas.com, Senin (24/6/2024).
Namun Ahok sebelumnya telah menyampaikan gagasan penanganan masalah di Jakarta, melalui akun YouTube pribadinya.
Dari sejumlah nama yang digadang-gadang menjadi bakal calon gubernur pada Pilkada Jakarta, baru Ahok yang menyampaikan. Ini pun menjadi poin plus.
Tetapi, menurut Zaki, nama Ahok masih kalah populer daripada sosok Anies Baswedan dan Ridwan Kamil yang akhir-akhirnya kedua tokoh itu gencar disebut bakal maju gubernur Jakarta.
Baca juga: Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu
"Ratingnya lebih rendah dalam elektabilitas. Dengan anjloknya secara signifikan suara PDI-P di Jakarta, Ahok dalam situasi sulit. Voters PDI-P adalah pendukung militan Ahok dalam pilgub sebelumnya," kata Zaki.
"PKS yang menjadi rival keras Ahok saat ini menjadi penguasa baru Jakarta. Jadi dukungan di tingkat akar rumput memang melemah, perlu ekstra kerja keras untuk meraih kembali kepercayaan. Tidak gampang, sebab waktu yang tersedia sempit," kata Zaki lagi.
Adapun nama Ahok sendiri telah disebut oleh PDI-P menjadi kandidat calon potensial maju di Pilkada Jakarta, meski pernyataan itu baru pada tingkat DPD partai.
Tetapi nama Ahok tak lagi istimewa, karena DPD PDI-P juga menyebut nama lain yang diplot untuk Pilkada Jakarta
Sederet nama lain itu antara lain Abdullah Azwar Anas, Tri Rismaharini, Prasetyo Edi Marsudi, Andika Perkasa, Basuki Hadimuljono, bahkan termasuk Anies.
Baca juga: Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya Ngikut
"Tetapi, peta politik sudah berubah dalam lima tahun ini. PDIP juga terkunci, sebab saat ini tidak bisa mengajukan calonnya sendiri, harus koalisi," kata Zaki.
PDIP harus bergabung dengan partai lain karena perolehan kursi di DPRD DKI pada Pemilu 2024 ini hanya mendapat 15 kursi.
Jumlah perolehan kursi berkurang signifikan dibandingkan perolehan pada Pileg 2019, yakni 25 kursi.
Namun, Zaki pun mempertanyakan, partai apa yang nanti akan ingin berkoalisi dengan partai berlogo banteng itu.
"Sampai detik ini tidak jelas juga siapa yang mau koalisi dengan PDI-P. Kebanyakan parpol saat ini enggan berkoalisi dengan PDI-P," kata Zaki.
Baca juga: Mengaku Tak Tertarik Jadi Gubernur Jakarta, Sahroni: Saya 1.000 Kali Lebih Galak dari Ahok
Terlebih, saat ini telah tercipta dua kelompok, meski masih samar, yakni Anies dengan Partai PKB dan PKS serta ada Koalisi Indonesia Maju (KIM) Gerindra, Golkar dan Demokrat.
Gerindra telah mengusulkan Ridwan Kamil untuk maju di Pilkada DKI. Nama pria yang akrab disapa Kang Emil disanding-sandingkan dengan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.