Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Zackir L Makmur
Wartawan

Gemar menulis, beberapa bukunya telah terbit. Suka catur dan humor, tertawanya nyaring

Menghitung Munculnya Poros Ketiga Pilkada Jakarta

Kompas.com - 04/07/2024, 14:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PILKADA 2024 serentak yang akan digelar di 37 provinsi dan 508 kabupaten/kota di seluruh Tanah Air, dilaksanakan pada 27 November 2024, justru dinamika yang paling panas terjadi di Jakarta.

Dinamika ini menandai Pilkada Jakarta 2024 sebagai periode politik yang dipenuhi dengan strategi dan taktik sengit.

Dengan mendekatnya tanggal pemilihan, partai politik utama telah mulai mempersiapkan diri dengan mengidentifikasi kekuatan internal mereka dan menetapkan kandidat yang dianggap paling potensial.

Sejumlah partai politik tidak hanya mempertimbangkan popularitas calon potensial, tetapi juga menganalisis kekuatan partai serta dukungan politik di tingkat lokal.

Langkah ini merupakan bagian dari upaya mereka untuk memperkuat basis dukungan dan memaksimalkan peluang memenangkan pemilihan.

Di samping kehadiran partai politik besar, ada juga potensi terbentuknya poros ketiga yang dapat mengubah dinamika politik Pilkada Jakarta 2024.

Poros ketiga ini mencerminkan aspirasi dan kepentingan dari kelompok atau partai yang menawarkan alternatif dari kedua kubu utama.

Keberadaan poros ketiga akan menambah warna baru dalam arena politik Jakarta. Mereka mungkin mengusung agenda atau platform berbeda, menarik perhatian pemilih dengan pendekatan berbeda pula.

Dengan demikian, Pilkada Jakarta tahun ini tidak sekadar menghasilkan pemimpin baru, tetapi juga menjadi panggung bagi ideologi dan visi politik beragam.

Fenomena munculnya poros ketiga

Poros ketiga dapat muncul sebagai respons terhadap kebuntuan (deadlock) dalam negosiasi antara PKB, PDIP, PKS, dan NasDem mengenai calon wakil gubernur yang akan mendampingi Anies Baswedan.

Dalam konteks politik Jakarta yang dinamis, keberadaan poros ketiga tidak hanya memberikan alternatif bagi pemilih, tetapi juga mencerminkan adanya ketidakpuasan atau perbedaan kepentingan di antara partai-partai besar.

Kebuntuan dalam menentukan calon wakil gubernur menunjukkan kompleksitas negosiasi politik dan kepentingan berbeda-beda dari setiap partai.

Dalam situasi seperti ini, poros ketiga dapat menjadi solusi bagi partai-partai yang merasa aspirasinya tidak terakomodasi.

Kehadiran poros ketiga berpotensi menyebabkan fragmentasi dukungan di antara partai-partai besar. Fragmentasi ini dapat mengalihkan sebagian basis pemilih dari poros utama ke poros baru, sehingga mengubah peta politik yang ada.

Pemilih yang sebelumnya loyal kepada partai-partai besar mungkin melihat poros ketiga sebagai alternatif yang lebih sesuai dengan aspirasi mereka.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disdik DKI Janji KJP Plus Gelombang 1 Tahap 2 Bakal Cair Pekan Depan

Disdik DKI Janji KJP Plus Gelombang 1 Tahap 2 Bakal Cair Pekan Depan

Megapolitan
Jasa Marga Lakukan Rekayasa Lalu Lintas di Exit Tol Veteran Imbas Longsor di Pesanggrahan

Jasa Marga Lakukan Rekayasa Lalu Lintas di Exit Tol Veteran Imbas Longsor di Pesanggrahan

Megapolitan
Sabtu Malam, Jalan Raya Kalimalang Macet Total Imbas Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa

Sabtu Malam, Jalan Raya Kalimalang Macet Total Imbas Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa

Megapolitan
Banyak Kendaraan Mogok Akibat Nekat Menerabas Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa

Banyak Kendaraan Mogok Akibat Nekat Menerabas Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa

Megapolitan
Hujan Mulai Reda, 42 RT di Jakarta Masih Tergenang Banjir

Hujan Mulai Reda, 42 RT di Jakarta Masih Tergenang Banjir

Megapolitan
Dua RT di Kebon Jeruk Masih Terendam Banjir

Dua RT di Kebon Jeruk Masih Terendam Banjir

Megapolitan
Warga Sebut Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa Imbas Kalimalang Meluap

Warga Sebut Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa Imbas Kalimalang Meluap

Megapolitan
Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa, Lalu Lintas dari Kalimalang Arah Jakarta Macet Total

Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa, Lalu Lintas dari Kalimalang Arah Jakarta Macet Total

Megapolitan
Penjelasan BMKG soal Jakarta Dilanda Hujan di Musim Kemarau

Penjelasan BMKG soal Jakarta Dilanda Hujan di Musim Kemarau

Megapolitan
KRL Tujuan Bekasi Sempat Tertahan 30 Menit di Stasiun Tanah Abang

KRL Tujuan Bekasi Sempat Tertahan 30 Menit di Stasiun Tanah Abang

Megapolitan
Longsor, Jalan Mulya Bakti Pesanggrahan Tak Bisa Dilalui Kendaraan

Longsor, Jalan Mulya Bakti Pesanggrahan Tak Bisa Dilalui Kendaraan

Megapolitan
Hujan Lebat Disertai Angin Kencang, 4 Pohon di Jakpus dan Jakbar Tumbang

Hujan Lebat Disertai Angin Kencang, 4 Pohon di Jakpus dan Jakbar Tumbang

Megapolitan
Warga Sudah Surati Pemkot Jakut untuk Minta Perbaiki Jalan Cekung di Muara Angke

Warga Sudah Surati Pemkot Jakut untuk Minta Perbaiki Jalan Cekung di Muara Angke

Megapolitan
Teka-teki Tewasnya Wanita Paruh Baya Dalam Toilet Kos di Cipayung dengan Posisi Telungkup

Teka-teki Tewasnya Wanita Paruh Baya Dalam Toilet Kos di Cipayung dengan Posisi Telungkup

Megapolitan
Jakarta Hujan sejak Pagi, Tinggi Air di Pos Angke Hulu Naik Jadi Siaga 3

Jakarta Hujan sejak Pagi, Tinggi Air di Pos Angke Hulu Naik Jadi Siaga 3

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com