JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah sepeda listrik dengan gerobak merah yang dikemudikan Yanwar (35) menjadi magnet. Terhitung, sepuluh menit saja belum, tetapi belasan orang datang mendekat silih berganti.
Kebanyakan dari mereka pergi dengan senyum sembari menggenggam segelas kopi di tangan. Segelintir orang lainnya harus menelan kekecewaan karena pergi dengan tangan kosong.
Yanwar adalah tukang kopi keliling. Kopi yang dijajakannya bukan seperti yang dijual pedagang kopi bersepeda atau yang populer disebut 'starling' (Starbucks keliling). Kopi yang dijajakan Yanwar adalah kopi kekinian.
"Sekali bawa, biasanya langsung 200 cup. Alhamdulilah seringnya habis," ujar Yanwar saat berbincang dengan Kompas.com di Jalan Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat, Rabu (3/7/2024).
Baca juga: Cerita Yanwar, Kantongi Uang Rp 1 Juta Per Minggu dari Jualan Kopi Keliling
Yanwar biasanya memulai menjajakan kopi kekinian merek salah satu perusahaan food and beverage lokal itu sejak pukul 06.00 WIB.
Pertama, ia mengambil sepeda listrik terlebih dahulu di daerah Cideng, kemudian barulah ia berkeliling mencari pencinta kopi.
Tak butuh waktu seharian untuk menghabiskan kopi yang dibawa. Sering kali saat memasuki pukul 13.00 WIB, kopi sudah ludes tak tersisa.
Seperti ketika berbincang dengan Kompas.com, meski kopi di dalam boks merah sudah habis, masih banyak saja orang yang menghampiri untuk membeli.
Yanwar pun meminta maaf kepada mereka sembari berharap mereka kembali lagi esok hari saat hari lebih pagi.
"Padahal, dari tadi aku tungguin tau, mana nih Ibu enggak muncul-muncul," ujar Yanwar melontarkan canda.
Sepeda listrik yang ia bawa dilengkapi payung cukup besar serta boks berukuran 1 x 0,5 meter. Sepeda listrik inilah yang membawanya berkeliling menjajakan kopi kekinian.
Baca juga: Sering Buang Air Besar Setelah Minum Kopi? Ini Penyebabnya
Sepeda listriknya tidaklah besar, tetapi tenaganya cukup kuat untuk mendorong segala beban yang Yanwar bawa, bahkan pada jalan tanjakan. Tak jarang baterai sepeda listrik itu habis di tengah jalan, Yanwar harus mengayuhnya hingga ke pool.
"Aku berangkat dari Cideng (pool), terus lanjut ke Balai Kota, terus ke sini (Jalan Budi Kemuliaan)," ujar Yanwar.
Yanwar telah menjadi penjaja kopi merek Sejuta Kopi itu sejak Januari 2024. Semula ia mengaku cukup kesulitan untuk memenuhi target penjualan yang ditentukan oleh kantor.
Akan tetapi, setelah bekerja beberapa bulan, Yanwar mulai mengerti polanya. Kini, setiap hari ia dihubungi oleh pelanggan yang telah menyimpan nomor teleponnya untuk memesan minuman kekinian tersebut.