Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak di Bawah Umur Jadi Korban Pelecehan Sesama Jenis di Cisauk

Kompas.com - 05/07/2024, 14:18 WIB
Intan Afrida Rafni,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Seorang anak laki-laki di bawah umur menjadi korban pelecehan sesama jenis di Cisauk, Kabupaten Tangerang.

Orangtua korban, I, menceritakan bahwa pelecehan terjadi pada April 2024, setelah shalat tarawih di area Taman Jajan yang sudah lama terbengkalai.

Korban yang masih berusia 8 tahun, ketika itu disuruh masuk ke salah satu warung di Taman Jajan.

"Pada saat itu, waktu malam-malam habis pulang tarawih, mereka main ke Taman Jajan yang sudah enggak kepakai, kosong. Nah habis itu anak saya disuruh masuk ke warung," ujar I saat dihubungi Kompas.com, Jumat(5/7/2024).

Di sana, korban dipaksa melepas celana oleh pelaku yang berusia 13 tahun.

Baca juga: Cegah Kasus Pelecehan Anak, UPT PPA Imbau Orangtua Tingkatkan Pengawasan

"Anak saya disuruh buka celananya, digesek-gesek sama pelaku," kata I.

Selain anaknya, masih kata I, pelaku juga melakukan pelecehan sesama jenis ke anak laki-laki lainnya. Pelecehan dilakukan secara bergilir di hadapan korban yang lain.

"Disaksikan sama teman-teman yang lain, yang juga korban. Habis itu gantian, ada beberapa anak lainnya, cuma saya enggak tahu siapa-siapanya," jelas I.

I mengatakan, peristiwa itu baru terungkap pada 1 Juli 2024 lalu, setelah teman anaknya yang juga korban pelecehan menceritakan peristiwa tersebut kepada kakaknya.

Begitu mendengar pengakuan adiknya, sang kakak bergegas melapor ke orangtua mereka.

Baca juga: Wartawan Perempuan Jadi Korban Pelecehan Seksual Pria Paruh Baya di Alun-alun Kota Bogor

"Terungkapnya itu hari Senin kemarin, soalnya ada salah satu anak yang ngobrol sama kakaknya korban. Nah kakaknya korban itulah mengadu ke orangtuanya si korban itu, nanya lah, diinterogasi anaknya itu," jelas I.

"Setelah diinterogasi, dia mengakui. Bahkan korbannya bukan dia aja, banyak, termasuk anak saya juga," sambungnya.

Atas kejadian tersebut, I bersama dengan orangtua korban lainnya melaporkan kejadian itu ke Polres Tangerang Selatan, Kamis (4/7/2024).

"Korbannya hampir 12 orang, tapi yang melapor hanya 7 orang karena enggan melapor, karena ada juga yang korban masih saudara dengan pelaku," ujar I.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demo Tolak UU Cipta Kerja, Massa Buruh Padati Kawasan Patung Kuda

Demo Tolak UU Cipta Kerja, Massa Buruh Padati Kawasan Patung Kuda

Megapolitan
Pedagang Akan Dipindahkan Secara Bertahap dari TPS ke Gedung Baru Pasar Jambu Dua Bogor

Pedagang Akan Dipindahkan Secara Bertahap dari TPS ke Gedung Baru Pasar Jambu Dua Bogor

Megapolitan
Usulkan Nama Deddy Corbuzier di Pilkada Jakarta, PSI Jakbar: Otot Politiknya Kuat

Usulkan Nama Deddy Corbuzier di Pilkada Jakarta, PSI Jakbar: Otot Politiknya Kuat

Megapolitan
Cerita Pekerja Pilih Naik KRL daripada Kendaraan Pribadi: Ongkos Sama, tetapi Fisik Aman...

Cerita Pekerja Pilih Naik KRL daripada Kendaraan Pribadi: Ongkos Sama, tetapi Fisik Aman...

Megapolitan
Hendak Maju Pilkada, Faldo Maldini Ingin Kota Tangerang Jadi Penggerak Utama Ekonomi Banten

Hendak Maju Pilkada, Faldo Maldini Ingin Kota Tangerang Jadi Penggerak Utama Ekonomi Banten

Megapolitan
Dipasangkan dengan Ahmad Riza Patria, Marshel Widianto: Itu Keberuntungan buat Saya

Dipasangkan dengan Ahmad Riza Patria, Marshel Widianto: Itu Keberuntungan buat Saya

Megapolitan
Semangatnya Para Murid dan Orangtua pada Hari Pertama Masuk Sekolah di SDN 12 Kebayoran Lama

Semangatnya Para Murid dan Orangtua pada Hari Pertama Masuk Sekolah di SDN 12 Kebayoran Lama

Megapolitan
Mengaku Sudah Aktif Berpolitik Sejak 2018, Marshel Widianto: Saya Siap Jadi Wakil Wali Kota Tangsel

Mengaku Sudah Aktif Berpolitik Sejak 2018, Marshel Widianto: Saya Siap Jadi Wakil Wali Kota Tangsel

Megapolitan
Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa, Pj Walkot Bekasi: Saya Minta Maaf ke Masyarakat yang Terganggu

Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa, Pj Walkot Bekasi: Saya Minta Maaf ke Masyarakat yang Terganggu

Megapolitan
Curhat Orangtua Siswa Kelas 1 SD, Kesulitan Bangunkan Anak agar Tidak Telat

Curhat Orangtua Siswa Kelas 1 SD, Kesulitan Bangunkan Anak agar Tidak Telat

Megapolitan
Bawa Kabur Uang Setoran Pulsa dan Ponsel, Penjaga Konter di Pademangan Dilaporkan ke Polisi

Bawa Kabur Uang Setoran Pulsa dan Ponsel, Penjaga Konter di Pademangan Dilaporkan ke Polisi

Megapolitan
Perumda Pakuan Jaya Bakal Bongkar TPS Pasar Jambu Dua

Perumda Pakuan Jaya Bakal Bongkar TPS Pasar Jambu Dua

Megapolitan
Jalan Medan Merdeka Barat Arah Harmoni Ditutup Imbas Unjuk Rasa Buruh Tolak UU Cipta Kerja

Jalan Medan Merdeka Barat Arah Harmoni Ditutup Imbas Unjuk Rasa Buruh Tolak UU Cipta Kerja

Megapolitan
Polisi Sempat Cari Pria yang Mengadang Pengendara Mobil di Rawa Belong

Polisi Sempat Cari Pria yang Mengadang Pengendara Mobil di Rawa Belong

Megapolitan
Hari Ini, Ribuan Buruh Akan Unjuk Rasa Tolak UU Cipta Kerja di Depan MK dan Istana Negara

Hari Ini, Ribuan Buruh Akan Unjuk Rasa Tolak UU Cipta Kerja di Depan MK dan Istana Negara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com