"Nah, itu yang masih kami mau hitung lagi dari Bank DKI," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (26/6/2013) malam. Apa yang dihitung?
Basuki mengatakan, saat ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Bank DKI tengah menghitung ulang apakah subsidi bisa "diselipkan" dalam program Kartu Jakarta Pintar (KJP). Sedang dihitung-hitung, misalnya, apakah bisa pelajar cukup menggunakan KJP untuk menumpang transjakarta.
Jika memang memungkinkan, lanjut Basuki, maka pelajar cukup menjadikan KJP sebagai semacam tiket untuk bisa masuk dan menumpang transjakarta. Tentu saja saldo KJP akan terkurangi ongkos bus tersebut.
Pemikiran itu, kata Basuki, tetap butuh perencanaan dan pengawasan ketat bila memang akan dilakukan. Salah satunya untuk memastikan bahwa bila ada subsidi transportasi pelajar melalui KJP, maka kartu itu benar-benar hanya dipakai para pelajar.
"Jadi masalah, kalau anaknya pinjamin ke orangtuanya gimana? Pinjemin ke omnya gimana? Kan jadi masalah sekarang. Kalau dia jujur-jujur sih enggak apa-apa kan. Kalau dia pakai seragam? Nah, kita juga bisa pakai seragam," ujar Basuki.
Basuki mencontohkan pada zaman dia bersekolah, ada juga semacam karcis bus khusus pelajar. Namun, saat itu banyak orang yang bukan pelajar yang justru menggunakan karcis itu. Akhirnya, kebijakan karcis pelajar pun dihapus.
"Banyak sekali itu (dulu) titip beli karcis bus. Makanya kondektur bisa marah, pelajar apaan sudah tua begini! Ha-ha-ha, atau mahasiswa apaan, akhirnya dihilangkan karcis bus itu. Dulu saya sekolah pake karcis bus lho, dari Lapangan Banteng," papar dia dengan diselipi nostalgia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.