Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Tanah Tinggi Optimistis Tempati Rumah Baru Saat Lebaran

Kompas.com - 15/07/2013, 15:24 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Warga RT 14/RW 01, Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, optimistis dapat merayakan Lebaran tahun ini di rumah baru mereka. Mereka tengah berupaya segera menyelesaikan pembangunan kampung deret di lokasi tersebut.

Kawasan Tanah Tinggi menjadi kawasan percontohan pembangunan kampung deret. Pembangunannya telah diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pada awal Mei lalu.

Saat ini, warga Tanah Tinggi sudah bisa menggunakan mushala di lokasi tersebut untuk tarawih. Selain itu, mereka pun sudah memanfaatkan fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus) sejak dua bulan terakhir.

Salah satu permukiman padat penduduk di jantung kota Jakarta itu terlihat kian tertata. Dalam waktu tak lama lagi, puluhan rumah di sana bakal dihuni pemiliknya, tinggal menunggu peresmian dan serah terima kunci dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kepada warga.

"Pengerjaannya sudah 80 persen selesai. Hanya tinggal empat-lima rumah saja yang belum. Lebaran ini sudah bisa ditempati," ujar Ketua RT 14/RW 01, Tanah Tinggi, Yahya, Senin (15/7/2013).

Jalanan diperlebar

Selain merenovasi bangunan rumah, jalan di kampung tersebut juga dibenahi. Salah seorang pekerja bangunan, Wanto (37), mengatakan, jalan di kampung tersebut diperlebar, masing-masing selebar setengah meter di kanan-kiri jalan yang sudah ada.

Yahya mengatakan, kini lebar jalan di kampungnya mencapai empat meter. Kondisi ini memungkinkan mobil masuk dalam area permukiman.

"Sebagian (lebar jalan) nanti diambil untuk penghijauan, ditanami pohon-pohon sama Dinas Pertamanan dan Pemakaman," ujar Yahya.

Untuk mendapatkan air bersih, setiap rumah telah dipasang pompa air tanah. Sebelumnya, air bersih menjadi barang yang mahal bagi warga Tanah Tinggi. Untuk air minum, warga membeli air minum dalam kemasan galon. Adapun untuk memasak warga membeli dari penjaja air keliling.

"Untuk masak sehari kita butuh satu kaleng, harganya Rp 1.500. Karena memang sudah lama, sejak sebelum kebakaran, airnya itu tidak sehat dan tidak enak dikonsumsi," ujar istri Yahya.

Semua rumah sudah memiliki instalasi listrik, kecuali rumah yang belum selesai dibangun dan rumah yang terbakar pada Maret silam. Untuk memasang meteran listrik di rumah bekas kebakaran, warga dikenai biaya Rp 275.000.

Yahya mengatakan, ia belum mendapatkan informasi kapan Kampung Deret Tanah Tinggi akan diresmikan. Meski demikian, ia yakin peresmian bisa berlangsung sebelum Lebaran.

"Kita kebut pembangunannya, dibantu warga. Ibu-ibu dan anak-anak juga ikut angkut-angkut material yang mereka bisa, biar cepat. Tapi, kita kalahnya sama hujan. Kalau panas sih, tetap bisa jalan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com