"Kita mau tunjukkin kalau kita profesional. Siapa yang tidak profesional? PT Pembangunan Jaya ini perusahaan Tbk (terbuka), Jakpro akan Tbk pada tahun 2015. Tapi, yang penting saham mayoritas dipegang perusahaan Tbk," ujar Basuki, di Balaikota Jakarta, Kamis (18/7/2013).
PT Pembangunan Jaya dan PT Jakarta Propertindo adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI. Rencananya, PT Pembangunan Jaya akan membeli saham Palyja yang dipegang Suez Environment (51 persen) dan PT Jakarta Propertindo membeli saham yang dipegang Astratel (49 persen).
Untuk mendukung rencana tersebut, Pemprov DKI akan mengajukan rencana anggaran Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) kepada DPRD DKI sebesar 2,9 triliun, dengan rincian Rp 1,5 triliun untuk PT Pembangunan Jaya dan Rp 1,4 triliun untuk PT Jakarta Propertindo.
"Jadi, yang 51 persen punya Suez Environment dulu akan kita beli. Setelah itu, (PT Jakarta Propertindo) akan membeli 49 persen saham kepemilikan Astratel," kata Basuki.
Sementara itu, Kepala Bidang Komunikasi dan Tanggung Jawab Sosial PT Palyja, Meyritha Maryanie, mengaku belum tahu soal kesepakatan jual beli saham itu. Meski begitu, ia menyatakan, persoalan jual beli saham tak akan berdampak pada kinerja PT Palyja.
"Kami belum mengetahui rencana penjualan saham tersebut. Karena, manajemen Palyja tidak berwenang atas penjualan ataupun pengalihan saham," kata Meyritha.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.