"Saya datang ke sini dengan beberapa ahli untuk melaukukan evaluasi terhadap jebolnya bencana bendungan Wai Ela ini. Nanti setelah itu baru kita tentukan langkah selanjutnya," kata Menteri Pekerjaan Umum Joko Kirmanto saat meninjau lokasi bencana bendungan Wai Ela, Minggu (28/7/2013).
Proyek pembangunan pintu air (spill way) di bendungan Wai Ela menelan anggaran Rp 107 miliar. Namun sebelum pengerjaannya rampung, bendungan jebol. Ini juga salah satu alasan mengapa Kementerian PU hendak mengevaluasi bencana Wai Ela.
Menurut Joko, bencana alam merupakan kehendak Tuhan, sehingga sulit bagi siapapun untuk menghindar darinya. Bendungan Wai Ela sebenarnya telah dikerjakan dengan waktu yang tepat, karena diprediksikan musim penghujan baru akan terjadi pada Agusutus nanti.
"Berbicara dengan alam itu tidak mudah, semua sudah dilakukan. Namun karena waktu musim hujannya maju tiga bulan, makanya seperti ini," ungkapnya.
Soal relokasi warga korban bencana, Joko mengatakan, hal tersebut membutuhkan pengkajian yang matang sehingga dapat dilakukan langkah yang baik. Menurutnya, relokasi warga harus dapat dilihat dari berbagai faktor.
"Untuk relokasi nanti dilihat dari tingkat bahayanya. Kalau bahaya masih tinggi, maka harus dipindahkan. Tetapi kalau bahayanya kecil dan masih bisa diantisipasi dengan teknologi, maka tidak dibutuhkan relokasi tapi ini masih dikaji lagi," bebernya.
Diakuinya, masalah tersebut, tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat, namun juga Pemerintah Daerah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.