Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri PU Bahwa Ahli Evaluasi Jebolnya Bendungan Wai Ela

Kompas.com - 28/07/2013, 17:48 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis


AMBON, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum tengah mengkaji dan mengevaluasi jebolnya bendungan Wai Ela di Desa Negeri Lima, Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, Kamis lalu. Evaluasi ini dilakukan untuk memutuskan langkah apa yang akan segera dilakukan dalam waktu dekat.

"Saya datang ke sini dengan beberapa ahli untuk melaukukan evaluasi terhadap jebolnya bencana bendungan Wai Ela ini. Nanti setelah itu baru kita tentukan langkah selanjutnya," kata Menteri Pekerjaan Umum Joko Kirmanto saat meninjau lokasi bencana bendungan Wai Ela, Minggu (28/7/2013).

Proyek pembangunan pintu air (spill way) di bendungan Wai Ela menelan anggaran Rp 107 miliar. Namun sebelum pengerjaannya rampung, bendungan jebol. Ini juga salah satu alasan mengapa Kementerian PU hendak mengevaluasi bencana Wai Ela.

Menurut Joko, bencana alam merupakan kehendak Tuhan, sehingga sulit bagi siapapun untuk menghindar darinya. Bendungan Wai Ela sebenarnya telah dikerjakan dengan waktu yang tepat, karena diprediksikan musim penghujan baru akan terjadi pada Agusutus nanti.

"Berbicara dengan alam itu tidak mudah, semua sudah dilakukan. Namun karena waktu musim hujannya maju tiga bulan, makanya seperti ini," ungkapnya.

Soal relokasi warga korban bencana, Joko mengatakan, hal tersebut membutuhkan pengkajian yang matang sehingga dapat dilakukan langkah yang baik. Menurutnya, relokasi warga harus dapat dilihat dari berbagai faktor.

"Untuk relokasi nanti dilihat dari tingkat bahayanya. Kalau bahaya masih tinggi, maka harus dipindahkan. Tetapi kalau bahayanya kecil dan masih bisa diantisipasi dengan teknologi, maka tidak dibutuhkan relokasi tapi ini masih dikaji lagi," bebernya.

Diakuinya, masalah tersebut, tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat, namun juga Pemerintah Daerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Megapolitan
Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Megapolitan
Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Megapolitan
Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Megapolitan
Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com