Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Jakarta Tak Layak Dihuni 20-30 Juta Orang

Kompas.com - 13/08/2013, 13:17 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat perkotaan, Nirwono Yoga, mengatakan, Jakarta tidak layak dihuni oleh 20 juta orang meskipun dilengkapi infrastruktur memadai dan warganya memiliki penghasilan dan tempat tinggal layak. Menurutnya, jumlah ideal manusia yang menghuni Jakarta paling maksimal adalah 12 juta orang.

"Saya tidak setuju Jakarta dihuni hingga 20-30 Juta orang. Jakarta idealnya hanya dihuni maksimal 12 juta orang. Sebuah kota itu memiliki daya dukung terbatas, termasuk Jakarta. Jika melebihi kapasitas, maka akan sarat persoalan dan tidak layak huni," katanya kepada Kompas.com, Selasa (13/8/2013).

Selain itu, kata Nirwono, Jakarta akan menjadi kota yang layak huni jika seluruh transportasi massal telah terintegrasi satu sama lain, ruang terbuka hijau sebanyak 30 persen dari seluruh luas Jakarta, dan semakin diperbanyaknya hunian vertikal.

Ia mengatakan, sudah saatnya Jakarta berbagi peran dengan kota-kota satelit, yakni Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek). Hal itu untuk mengurangi jumlah perpindahan orang ke dalam Kota Jakarta setiap hari.

"Seharusnya, Jakarta berbagi peran dan fungsi dengan kota-kota Bodetabek supaya bebannya juga berkurang dan tersebar merata," jelasnya.

Dalam wawancara yang disiarkan melalui program Kompas Malam di Kompas TV, Senin (12/8/2013), Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, perkembangan teknologi memungkinkan Jakarta dihuni oleh banyak orang. Ia menyebutkan, Ibu Kota dapat menampung 20-30 juta orang, asalkan tersedia sarana transportasi massal, pengolahan air limbah menjadi air baku, dan infrastruktur lain yang memanfaatkan teknologi tinggi.

"Jakarta bisa dihuni 20-30 juta orang, 20 juta (saat malam hari) juga oke, tapi yang penting Anda harus punya infrastruktur jelas, transportasi massal mesti jelas, 13 sungai utama mesti bersih supaya bisa sediakan air bahan baku, pengolahan limbah di seluruh DKI harus ada supaya air limbah tidak mengotori sungai dan laut," ujarnya.

Berdasarkan hasil sensus penduduk pada 2010, jumlah penduduk Jakarta mencapai 9,6 juta orang. Jumlah itu diperkirakan bertambah menjadi sekitar 12,5 juta orang pada siang hari karena ada penduduk komuter dari wilayah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang bekerja di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com