Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Jarang Ormas Akui Jadi "Backing" PKL

Kompas.com - 14/08/2013, 09:59 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ada organisasi masyarakat (ormas) yang menjadi backing pedagang kaki lima (PKL), sudah bukan rahasia lagi. Namun, jarang ormas yang mengakui hal tersebut.

"Saya katakan, belum tentu ada ormas yang mau berani mengaku kalau PKL itu mereka backing," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (14/8/2013).

Dengan modus itu, maka yang terpenting, kata Basuki, adalah tetap menegakkan hukum yang ada dan berlaku. Jokowi pernah menjelaskan kepada Basuki kalau kekuatan 10 personel Satpol PP bisa seperti 1.000 personel dan 7.000 personel bisa menjadi 7 juta personel Satpol PP, kalau mereka berani menegakkan Peraturan Daerah (Perda). Dengan itu, maka PKL yang 'dilindungi' pun dengan mudah akan ditindak.

"Satpol PP sekarang kalau lihat orang dagang di jalan, foto saja dan laporkan. Mereka itu bisa dipidana kurungan 60 hari atau didenda Rp 3 juta sampai Rp 5 juta. PKL modal Rp 50 juta mending dikurung 60 hari," kata pria yang akrab disapa Ahok itu.

Untuk tetap melancarkan ekonomi mereka, Basuki meminta Wali Kota untuk mencari jalan-jalan yang strategis dan sepi untuk dijadikan pasar malam. Selain jalan, kata dia, taman juga bisa dijadikan sebagai sarana PKL yang lebih tertata. Misalnya saja di Waduk Pluit. Menurutnya, setiap ada taman, pasti tak sedikit warga yang bersantai di situ.

"Kemudian, masyarakat yang tidak punya KTP DKI gimana? Enggak apa-apa, asal dia enggak buat onar, bahkan kalau mau punya KTP DKI kita bantu, mau buat surat jalan kita bantu selama anda punya usaha," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com