Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Kesal Ahok Center Dituding Cari Duit

Kompas.com - 15/08/2013, 20:34 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membantah Ahok Center sebagai ladang pencari uang. Ia menegaskan bahwa lembaga swadaya masyarakat tersebut tidak mengelola ataupun menerima bantuan corporate social responsibility atau CSR perusahaan kepada Pemerintah Provinsi DKI.

LSM Ahok Center sebetulnya bernama Center for Democracy and Transparency (CDT) yang didirikan oleh Basuki pada 2007. LSM itu disebut menjadi mitra kerja dalam penyaluran bantuan CSR oleh 18 perusahaan di Rusun Marunda, Jakarta Utara.

"Kesannya sekarang Ahok Center jadi tempat cari duit. Bisa apa Ahok Center? Yang cari duit itu cuma Ahok," kata Basuki, yang biasa disapa Ahok, Kamis (15/8/2013) di Balaikota Jakarta.

Siapa pun, kata Basuki, boleh bekerja dan boleh membuat lembaga asal tidak meminta dan memungut bayaran. Ia mengakui bahwa dirinya membutuhkan banyak orang untuk mengawasi rusun, taman, dan program unggulan lain. Namun, ia menolak jika dikatakan sebagai pendiri Ahok Center karena lembaga yang ia dirikan adalah CDT.

"Mereka saja sok-sokan menamakan Ahok Center. Makanya gue bilang, enggak cuma Ahok Center, tapi juga ada martabak Ahok, kwetiau Ahok, dan segala macam," kata Basuki.

Hari ini Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DKI secara resmi memberikan keterangan pers tentang empat satuan kerja perangkat daerah yang bekerja sama dalam penyaluran bantuan CSR. Khusus Dinas Perumahan dan Gedung Pemprov DKI, bantuan CSR itu disalurkan dengan Ahok Center sebagai mitra kerja.

Menurut Basuki, keterlibatan LSM tersebut tidak salah. Suatu hal yang salah apabila mitra kerja itu kemudian digaji oleh Pemprov DKI. Basuki tidak menyalahkan BPKD DKI atas penyebutan mitra kerja dalam keterangan pers itu.

Secara terpisah, relawan Ahok Center, Bunyamin Permana, telah membantah bahwa LSM tersebut mengelola bantuan CSR perusahaan. Menurut dia, segala bantuan perusahaan telah dikelola oleh Dinas Sosial DKI.

LSM yang dibentuk Basuki pada 2007 itu pernah menjadi motor pemenangan Jokowi-Basuki pada Pilkada DKI Jakarta 2012. Setelah Basuki menjadi wagub, mereka bertugas mengawal kinerja pemerintahan Jokowi-Basuki dan memberikan pelayanan sosial kepada masyarakat. LSM itu dibentuk dan dana operasionalnya merupakan dana pribadi Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Megapolitan
Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com