Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Tewas Tertimbun, 2 Korban Kebakaran di Kemang Masih Dicari

Kompas.com - 23/09/2013, 18:18 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Data korban kebakaran yang terjadi di toko material di Jalan Kemang Utara 9, Kelurahan Duren Tiga, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, hingga kini masih simpang siur. Namun, korban yang dipastikan tewas berjumlah 3 orang, 1 korban lain mengalami luka bakar.

Data simpang siur mengenai jumlah korban tersebut muncul dari pihak keluarga yang merasa kehilangan dua anggota keluarga yang belum dapat ditemukan.

Muchtar, Kepala Seksi Operasional Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Selatan, mengatakan, keluarga dari toko material yang terbakar masih mencari anggota keluarga mereka di puing-puing sisa kebakaran.

Keluarga mengklaim, dua kerabat mereka masih tertimbun di reruntuhan toko material yang terbakar pada Minggu (22/9/2013) sore tersebut.

"Ada tambahan, familinya bilang cuma satu, kemudian datang lagi bilang 'Masih ada dua, Pak'. Kira-kira dua anggota keluarga," kata Muchtar saat dihubungi Kompas.com, Senin (23/9/2013).

Muchtar mengaku masih belum bisa mengidentifikasi kebenaran informasi tersebut. Pasalnya, mereka bukan merupakan keluarga inti, melainkan famili saja. Selain itu, ada pihak yang menyebut bahwa korbannya A dan B. "Artinya kita dapat info bukan keluarga inti. Yang bikin kita susah, bukan dari pihak keluarga inti, melainkan dari famili-familinya," ujar Muchtar.

Muchtar mengatakan, lokasi kebakaran kini telah dilingkari dengan garis polisi. Menurut informasi yang diterimanya, penyidik (Pusat Labfor) dari Mabes Polri rencananya pada Selasa pagi akan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) sekaligus melakukan penyidikan mengenai korban yang belum ditemukan tersebut.

"Saya masih menunggu informasi, saat ini belum ada informasi," ujar Muchtar.

Petugas dari damkar, lanjut Muchtar, juga tidak dapat memasuki lokasi tersebut karena sudah dibatasi garis polisi. Selain itu, belum ada upaya permintaan lanjutan untuk mencari terkait dugaan adanya korban tertimbun.

"Karena sudah dipasangi police line, saya bilang sama polisi, kita bisa lanjut kalau sudah (penyidikan)," ujarnya.

Penyebab belum diketahui

Penyebab dari kebakaran yang menghanguskan toko material dan menjalar pada lantai tiga di tiga ruko berbeda di sampingnya ini belum diketahui.

Muchtar mengatakan, dugaan sementara yang menunjukkan bahwa sumber kebakaran berasal dari dapur, dalam hal ini kompor, sangat tidak mungkin.  Hal itu mengingat, sumber api dilaporkan berasal dari lantai satu yang berisi material.

"Penyebab dugaan belum bisa kita pastikan karena informasi dari tetangganya, sumber api ada di lantai satu tempat dagangan. Nah, dapur itu di lantai dua. Kalau dari kompor, itu enggak mungkin," ujar Muchtar.

Mengenai ledakan yang terjadi pada saat kebakaran, hal itu diduga berasal dari tiner di toko material tersebut. Api menurutnya dapat dikuasai satu jam kemudian sejak terjadi pada pukul 16.50 WIB. Namun, operasi pencarian korban memakan waktu lama hingga pukul 24.00 WIB.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor Banjirnya Kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor Banjirnya Kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com