Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Monorel Sisakan Urusan Utang Tiang

Kompas.com - 17/10/2013, 11:28 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI telah memastikan melanjutkan pembangunan monorel lewat groundbreaking pada Rabu (17/10/2013) kemarin. Namun, peresmian pembangunan itu masih menyisakan utang persoalan yang membelit PT Jakarta Monorel (PT JM) sebagai pelaksana, dengan PT Adhi Karya sebagai mantan kontraktor.

Monorel semula dibangun tahun 2004. Namun, seiring berjalannya waktu, tak ada investor yang melirik proyek tersebut. Hal itu menyebabkan PT Adhi Karya, selaku pemegang saham terbesar, yakni 32 persen, nombok Rp 192 miliar biaya pembangunan fondasi dari Kuningan hingga Senayan.

Kongsi pun pecah antara PT JM dan PT Adhi Karya. Persoalan itu berbuntut gugatan yang dilayangkan PT Adhi Karya ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan soal siapa yang berhak memiliki aset sekitar 90 fondasi monorel itu. PT Adhi Karya merasa aset itu miliknya karena pengerjaan konstruksi dilakukan olehnya. Sebaliknya, PT JM menganggap aset itu juga miliknya lantaran megaproyek itu dipegang PT JM.

Direktur Utama PT Adhi Karya Kiswo Darmawan melalui keterangan resminya, Juni 2013 kemarin, menyebut angka Rp 193,662 miliar merupakan angka yang harus dibayar PT JM. Menurutnya, PT Adhi Karya lewat putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 296/Pdt.G/2012/PN JKT Selatan tanggal 11 September 2012 adalah pemegang hak sebanyak 90 fondasi monorel itu. Namun, hingga Jokowi meresmikan kelanjutan pembangunan monorel, Rabu kemarin, PT JM diketahui belum sepeser pun membayar kewajibannya.

Beredar kabar, PT JM bersedia membayar jika nilai tiang di bawah Rp 190 miliar. Saat dikonfirmasi, PT Jakarta Monorail enggan memberikan keterangan dan menyerahkan penjelasannya kepada PT Adhi Karya.

"Saya harus hati-hati dengan pernyataan ini (soal kewajiban atas tiang monorel) karena PT Adhi Karya perusahaan terbuka, jadi mendingan konfirmasi ke Adhi Karya," kata Direktur Utama PT JM John Aryananda.

Belum selesai utang tersebut, PT JM malah menggandeng empat perusahaan konstruksi, salah satunya Waskita, dalam hal pengadaan sebanyak 4.000 potong beton sebagai alas rel kereta. Direktur Teknis PT JM tak memastikan apakah Adhi Karya akan terlibat lagi atau tidak. Lantas, apa tanggapan Jokowi?

Orang nomor satu di Jakarta itu tampaknya tidak mau tahu akan permasalahan perusahaan yang dipercayai membangun monorel. Ia enggan mencampuri soal sengketa 90 tiang fondasi monorel tersebut. Ia menyerahkan kepada pihak yang bersengketa.

"Pembayaran itu urusannya PT Jakarta Monorail sama PT Adhi Karya. Itu urusan swasta dengan swasta, kita ndak ikut campur," ujar Jokowi, saat peresmian logo monorel di Hotel Mulia, Jakarta Selatan, pada Rabu malam.

Proyek monorel yang sempat mangkrak sejak tahun 2007 dipastikan dibangun tahun 2013. Pembangunan proyek dengan nilai investasi Rp 15 triliun itu mulai dibangun di tepi Jalan Setiabudi, samping Tugu 66, Jakarta Selatan. Perhitungan sementara, satu rangkaian monorel dapat mengangkut 300.000 penumpang pada tahun 2016. Jumlah itu secara bertahap akan ditambah hingga 600.000 hingga tahun 2020.

Melihat persoalan yang masih membelit, akankah proyek itu kembali terganjal pada kemudian hari? Yang jelas seluruh proyek pembangunan harus melewati proses yang baik dan benar. Jangan sampai gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com