Pengamat transportasi, Darmaningtyas, mengatakan, pembangunan proyek monorel mempunyai aroma politik balas budi. Ia menjelaskan, alasannya mengatakan hal tersebut karena Megawati adalah sosok yang mencanangkan pembangunan monorel.
"Monorel itu yang mencanangkan pembangunannya kan Megawati. Pak Jokowi jadi gubernur juga tak lepas dari Ibu Mega sebagai Ketua Umum PDI-P. Itu dugaan dari analisis saya. Saat menghadiri peluncuran logo monorel, baru menemukan jawaban itu," kata Darmaningtyas kepada wartawan, Minggu (20/10/2013).
Menurutnya, Jokowi mempunyai inisiatif untuk melanjutkan proyek monorel karena merasa berutang budi kepada mantan Presiden kelima RI tersebut.
"Soal Megawati, itu menurut analisis saya. Saya kira (pembangunan monorel), inisiatif Pak Jokowi saja," tuturnya.
Dia mengatakan, pembangunan monorel membutuhkan biaya sekitar Rp 17 triliun, tentunya dengan biaya yang tidak murah. Balik modal untuk investasi tersebut tidak bisa dalam waktu singkat.
"Jadi, ini bisnis tidak layak. Kalau mau jujur, monorel terlalu mahal untuk investor dibandingkan dengan kecepatan balik modal," jelasnya.
Darmaningtyas juga mengkritik jalur pembangunan monorel. Menurutnya, pembangunan monorel yang hanya di tengah Kota Jakarta hanya akan menjadi angkutan wisata.
"Kalau jalur monorel yang ditawarkan Adhi Karya, ada dari Cibubur ke Senayan. Kalau monorel jalur green line, itu malah jadi angkutan wisata," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.