Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buruh Merapat ke Parpol, Basuki Anggap Wajar

Kompas.com - 12/11/2013, 12:36 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Para buruh yang menuntut peningkatan nilai upah minimum provinsi (UMP) DKI 2014 mencapai Rp 3,7 juta, meminta dukungan kepada fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di DPRD pada Senin (11/11/2013) kemarin.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menganggap "perlindungan" sesuatu yang wajar. "Ya biarin sajalah. Ini kan tahun politik," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Selasa (12/11/2013).

Menurut Basuki, sah-sah saja apabila DPRD mau melindungi buruh. Hanya saja, satu hal yang menjadi patokan Dewan Pengupahan DKI dalam menetapkan UMP adalah dengan survei nilai Kebutuhan Hidup Layak (KHL).

Buruh menuntut penambahan komponen dalam KHL hingga 84 komponen. Sedangkan, yang disetujui bersama dalam Dewan Pengupahan hanya 60 komponen. Sebab, di dalam survei tersebut tak sedikit kebutuhan yang tidak terlalu penting, seperti deodoran, pulsa hingga dua handphone, dan sebagainya.

Tuntutan nilai UMP yang mencapai Rp 3,7 juta, lanjut dia, juga ada "akal-akalan" dengan buruh di luar Jakarta. Sebab, apabila nilai UMP DKI tinggi dapat berimbas pada nilai UMP kota lainnya.

Oleh karena itu, Dewan Pengupahan DKI tanpa unsur buruh menetapkan dua rekomendasi nilai UMP kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk disahkan. Jokowi pun akhirnya mengesahkan nilai Rp 2,4 juta untuk nilai UMP DKI 2014.

"Ya kan kalau DPRD mau bikin isu ini populer bisa saja. Tapi, kan patokan kita tetap pada KHL dan survei," ujar Basuki.

Untuk diketahui, para buruh yang tergabung dalam forum buruh se-DKI Jakarta mendesak Gubernur DKI Jakarta Jokowi untuk merevisi UMP DKI 2014 yang sudah ditetapkan sebesar Rp 2,4 juta.

Heri, salah satu perwakilan buruh, saat mendatangi Fraksi PDI Perjuangan di gedung DPRD DKI, Senin, mengatakan, penetapan UMP DKI sebesar Rp 2,4 juta tidak sesuai dengan harapan buruh.

Buruh menuding kebijakan Jokowi berbeda dengan gubernur-gubernur sebelumnya, seperti Sutiyoso dan Fauzi Bowo yang melakukan revisi. Namun, hal tersebut justru tak dilakukan Jokowi.

Menanggapi aspirasi para buruh, anggota Fraksi PDI Perjuangan, Prasetyo Edi Marsudi, mengatakan, penetapan KHL dan UMP secara konstitusional telah dilaksanakan melalui sidang Dewan Pengupahan Provinsi DKI Jakarta.

"Fraksi PDI Perjuangan akan menyampaikan aspirasi ini pada Gubernur sebagai tindak lanjut atas audiensi forum Buruh se-DKI Jakarta," ujarnya.

Sedangkan Wakil Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan Dwi Rio Sambodo menegaskan, Fraksi PDI Perjuangan akan selalu konsisten sebagai garda terdepan dalam memperjuangkan aspirasi wong cilik termasuk pekerja atau buruh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com