Sambas (57), warga Jalan Budi Mulya RT 09 RW 15 menuding Dinas Pekerjaan Umum bekerja hanya pada saat ada piala Adipura. "PU kerjanya jangan setengah-setengah, pas mau Adipura saja baru dikeruk kalinya," keluh Sambas kepada Kompas.com, Selasa (19/11/2013).
Sambas menuturkan, seminggu yang lalu, pengerukan lumpur dilakukan karena adanya penilaian dari tim Adipura ke kecamatan Pademangan.
Hal senada juga diungkapkan Astari (60). Ia menuturkan, banjir kerap melanda tempatnya tersebut hingga selutut orang dewasa, baik saat hujan maupun air laut pasang. Menurutnya, pengerjaan yang dilakukan pemerintah tidak pernah ada yang beres.
"Semuanya tidak ada yang beres, lumpur jarang dikeruk, pompa rusak terus, dikorupsi semua sama orang PU," tudingnya.
Di kawasan Pademangan Barat, rumah pompa Ancol juga masih belum begitu optimal. Untuk menyurutkan air saat banjir juga harus menggunakan bantuan mobil pompa agar air segera surut.
Sebelumnya Kepala Dinas Pekerjaan Umum Manggas Rudy Siahaan mengatakan, banjir di Jakarta tidak mungkin dapat dibereskan dalam waktu yang singkat. Menurutnya, tak sedikit infrastruktur pengendali yang sudah tidak berfungsi secara baik. Hal itu diperparah dengan masyarakat yang kerap membangun bangunan liar di atas ruang terbuka hijau (RTH) maupun di atas saluran air, seperti waduk, kali, sungai, dan sebagainya. Di samping itu, ia juga mengeluhkan pengelola yang tidak melengkapi bangunannya dengan prasarana pengendali banjir yang memadai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.