"Rumah diuruk (ditinggikan) supaya enggak kena banjir," ujar Suprapto, salah seorang warga Pademangan, kepada Kompas.com, Senin (18/11/2013).
Suprapto mengaku juga sudah pernah meninggikan rumahnya tiga tahun lalu. Menurut Suprapto, upaya itu cukup efektif sehingga air yang menggenangi Pademangan tidak masuk ke dalam rumahnya.
Sukiman (51) juga meninggikan rumahnya untuk menghalau masuknya air banjir di daerah tersebut. "Semoga saja dengan ditinggiin air enggak masuk ke rumah," ujar Sukiman, yang daerah tempat tinggalnya terendam setinggi 40-50 cm.
Selain rumah yang ditinggikan, jalan di gang RT 005 RW 10 sepanjang 165 meter juga ikut ditinggikan, dengan dana subsidi pemerintah sebesar Rp 55 juta dan urunan warga setempat Rp 9,5 juta.
"Kalau program peninggian gang ini baru minggu kemarin, yang dananya 30 persen dari swadaya masyarakat," ujar Suprapto yang juga Ketua RT 005 RW 10.
Suprapto mengatakan, swadaya dilakukan secara sukarela. Namun, bagi warga yang rumahnya berada di dalam gang diwajibkan membayar Rp 50.000 per meter.
Suprapto mengungkapkan, dua minggu yang lalu diadakan sosialisasi penanggulangan bencana di kelurahan. Namun, hanya berupa dialog, sedangkan untuk praktik di lapangannya belum terlaksana.
Menurut Suprapto, daerah tempat tinggalnya sebenarnya masih aman dari banjir apabila pompa air di Ancol beroperasi baik. Namun, karena pompa air itu sering rusak, daerahnya pun kerap tergenang banjir, entah dari air rob atau banjir karena meluapnya air kali.
Hal tersebut diaminkan oleh Lurah Pademangan Timur Kelik Sutanto. Dia mengatakan, selama rumah pompa beroperasi dengan lancar, ia menjamin Pademangan Timur tidak akan terkena banjir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.