Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bapak Kandung Diduga Sebabkan Anak Balitanya Tewas

Kompas.com - 03/12/2013, 16:09 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang anak diduga tewas di tangan ayah kandungnya sendiri. Z, anak balita berusia 1,7 tahun, mengembuskan napas terakhir sehari setelah sang ayah, LL (23), melakukan penganiayaan terhadapnya. 

F (23), istri pelaku, menuturkan bahwa peristiwa berawal ketika anak bungsu mereka mengalami sakit panas dan dibawa ke sebuah klinik tak jauh dari kediaman mereka, Sabtu (30/11/2013) malam. Selepas pulang berobat, anak kedua mereka itu kemudian dibawa pulang ke rumah.

Pada Minggu (1/12/2013) pagi, suaminya kemudian memberi makan sang anak dengan cara disuap. Namun, ketika itu, korban sedang tak mau makan. Entah apa yang merasuki pikiran LL, kondisi itu membuat pelaku geram dan tega menganiaya korban.

"Tangannya dicengkram, waktu nasinya sudah masuk mulut, Z dibekap sambil nyuruh ditelen," kata F kepada wartawan, di kediamannya yang berlokasi di Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (3/12/2013).

Belum berhenti di sana, lanjut F, paha kanan anak balita tersebut juga dipukul dengan tangan oleh suaminya. LL juga mengangkat Z lalu membuang tubuh korban ke kasur kapuk yang ada di dalam kamar.

"Waktu dilempar, saya yang angkat," ujar F.

Setelah melakukan perbuatan itu, lanjut F, suaminya sempat keluar rumah. Tak lama berselang, pelaku datang kembali dan melanjutkan tindakan tersebut. "Masuk lalu marah dan menyeret Z, terus dipangku. Sambil ngomel lagi, bapaknya nyuruh tidur, marah lagi terus ditabok mukanya," ujar F.

Akibat pukulan sang ayah, Z mengalami luka pada bagian bibir. Ia sempat menggendong anaknya dan mengompres bibir anaknya yang luka akibat kekerasan pelaku. Sore harinya, pelaku kembali melakukan kekerasan terhadap sang anak dengan memukul korban menggunakan remote televisi.

F tak banyak berbuat atas apa yang dilakukan sang suami karena takut, dan mengetahui suaminya yang temperamental. "Kebiasaan suami saya marah-marah ke Z ini yang paling parah. Kondisi Z juga sakit-sakitan," ujar F.

Karena khawatir dengan keselamatan anak, F berinisiatif pulang ke rumahnya di Bojong, Bogor, Jawa Barat, untuk menemui orangtuanya pada Senin (2/12/2013) pagi. Namun, saat F berada di rumah orangtuanya, adik pelaku, H (22), memberitahukan kabar duka bahwa korban telah meninggal dunia.

"Kalau saya tidak pergi, mungkin dia enggak meninggal," sesal F.

Senin malam, pihak keluarga pun memakamkan korban di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kelapa Dua Wetan, Jakarta Timur. Hari itu juga, F bersama tetangganya melaporkan kejadian tersebut di Mapolres Metro Jakarta Timur.

Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Ajun Komisaris Endang mengatakan, pihaknya tengah menyelidiki kasus tersebut. "Berdasarkan laporannya, ibu korban ini melihat anaknya dibanting," ujar Endang.

Endang mengatakan, pihaknya akan melakukan otopsi terhadap Z untuk mengetahui penyebab korban meninggal. Polisi pun meminta izin dari pihak keluarga untuk menggali kembali makam dan melakukan otopsi.

"Langkah-langkah yang dilakukan harus sesuai dengan prosedur. Tim sedang meminta izin untuk mengotopsi korban," ujar Endang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com