Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajar Penyiram Air Keras Segera Disidang

Kompas.com - 04/12/2013, 14:26 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus penyiraman air keras di dalam bus PPD oleh pelajar SMK berinisial RN alias Tompel di Jatinegara, Jakarta Timur, akan segera disidangkan. Pelaku terancam hukuman penjara selama 7 tahun.

Penyidik Polres Metro Jakarta Timur melakukan pelimpahan tahap dua kasus tersebut ke Kejaksaan Negeri Jakarta Timur, Rabu (4/12/2013). Dalam kurang lebih sepekan, perkara tersebut akan segera dibawa ke persidangan.

"Hari ini penyerahan tahap dua tersangka dan barang bukti dari penyidik Polres Jakarta Timur ke Kejaksaan Negeri Jakarta Timur," kata Kepala Seksi Pidana Umum Zulfahmi, kepada wartawan, di Kejari Jaktim, Rabu siang.

Zulfahmi mengatakan, tersangka dan barang bukti diserahkan untuk dilengkapi dakwaannya oleh kejaksaan. Setelah dakwaan selesai, kasus penyiraman air keras yang melukai 13 orang penumpang bus PPD 213 jurusan Kampung Melayu-Grogol tersebut akan dilimpahkan di pengadilan.

"Selesai dakwaan akan dilimpahkan segera ke pengadilan. Mungkin 3 atau 4 hari kedepan," ujar Zulfahmi.

Kejaksaan akan menghadirkan 5 saksi korban dalam persidangan yang merupakan penumpang bus tersebut. Mereka adalah Sri Sudaryani, Tegar Didi Lesmana, Tio Alfaradi, Ahmad Rosadi, serta Fahrianto. Secara keseluruna, ada 13 orang dalam kasus ini, tidak hanya pelajar sekolah, tetapi juga masyarakat umum.

Dalam berkas penyidikan, motif Tompel melakukan aksi penyiraman tersebut karena pelaku dendam pernah disiram pelajar sekolah lain dengan air keras pula. Tompel mengira bahwa penumpang bus yang menjadi sasarannya adalah musuhnya dahulu.

"Dia duga, disangka (di bus ada) anak SMK yang pernah nyiram dia. Tapi sebenarnya dia enggak tahu," ujar Zulfahmi.

Pelaku melakukan penyiraman seorang sendiri. Air keras telah disiapkan oleh pelaku. Namun, dirinya mendapatkan air keras tersebut dari temannya dan dibawa menggunakan sebuah wadah.

Sambil menunggu waktu persidangan, Tompel akan ditahan di Rumah Tahanan Cipinang karena usia tersangka yang sudah 18 tahun dan masuk kategori dewasa. Barang bukti yang disita berupa lima potong baju rusak terkena cairan yang diduga soda api, satu buah tas rusak terkena cairan yang diduga soda api, dan satu jaket hitam yang digunakan tersangka melakukan penganiayaan. Tompel dikenakan Pasal 351 ayat 2 KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan luka berat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com