Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda Bertato Marah-marah di Depan Rumah Jokowi

Kompas.com - 14/01/2014, 16:28 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang pemuda dengan tubuh bertato marah-marah di depan kediaman dinas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Jalan Taman Suropati, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (14/1/2014) sore. Dia kesal karena mobilnya menjadi sasaran operasi cabut pentil ban oleh petugas Dinas Perhubungan DKI.

Sekitar delapan petugas Dishub DKI tengah menindak kendaraan beroda dua dan roda empat yang parkir di bahu jalan di lokasi tersebut. Bahu jalan itu tidak boleh digunakan untuk parkir. Rambu larangan parkir pun telah dipasang di jalan-jalan kawasan itu.

Petugas Dishub DKI sempat memberi tahu pengunjung di taman itu untuk memindahkan kendaraan mereka ke tempat yang telah disediakan. Beberapa warga bersedia memindahkan mobil atau motornya sehingga tersisa beberapa motor dan mobil. Saat itulah petugas menindak dengan mencabut pentil ban mobil dan motor.

Di tengah aksi petugas Dishub, seorang pemuda bertato yang menggunakan kaus tanpa lengan, bercelana pendek, dan bersepatu kets datang menghampiri petugas Dishub. Dia memarahi petugas tersebut. Dia tidak terima jika mobilnya, Daihatsu Luxio nomor polisi B 1580 UKG, jadi sasaran operasi petugas.

"Apa-apaan ini mobil saya main dikempesin saja. Dikira gampang apa? Banyak mobil dan motor lain tuh enggak dicabut. Enggak fair-lah ini," ujarnya sambil menunjuk wajah petugas penertiban.

Pemuda yang enggan menyebutkan namanya itu berkilah tidak mendapat pemberitahuan pertama untuk memindahkan mobilnya. Selain itu, dia menarik petugas penertiban dan memintanya mencabut pentil ban mobil lainya. Namun, sesampainya di mobil itu, rupanya ban mobil telah dikempiskan oleh petugas lain. Pemuda itu pun pergi lagi ke mobilnya dengan wajah pasrah. "Oh, sudah dikempesin semua toh," ujarnya.

Syafei, petugas Dishub DKI yang berhadapan dengan pemuda itu, mengaku sudah biasa mendapat perlawanan serupa. Namun, demi menegakkan peraturan, dia rela dimarah-marahi seperti itu. Menurutnya, penindakan itu bisa membuat jera para pelanggar.

"Mekanismenya, pentilnya silakan diambil di kantor Dishub DKI, Jatibaru. Enggak perlu bayar. Tapi, biasanya enggak ngambil. Mana mau, kan melanggar terus ngambil, biar jera," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com