Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Caleg Gerindra Penggugat Jokowi Disebut Salah Alamat

Kompas.com - 18/03/2014, 12:37 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Putra mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, Boy Sadikin, mempertanyakan rencana Tim Advokasi Jakarta Baru menggugat pencapresan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Boy menyebut gugatan itu "salah alamat". Apalagi, penggugatnya merupakan calon legislatif Partai Gerindra.
 
"Pejabat, menteri, banyak yang korupsi, kenapa lo enggak laporin? Mereka juga disumpah, lho. Jokowi yang belum korupsi malah dilapor ke pengadilan, yang minta jadi presiden kan warga Indonesia," kata Boy kepada wartawan, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (18/3/2014).

Boy mengatakan, bukan hanya PDI-P serta Megawati Soekarnoputri yang meminta Jokowi maju menjadi calon presiden. Sebab, melihat hasil hampir seluruh survei yang diselenggarakan beberapa lembaga survei, Jokowi menduduki posisi teratas calon presiden potensial. Menurutnya, hal itulah yang membuat Jokowi menerima instruksi Megawati.

Boy melanjutkan, langkah Ketua Tim Advokasi Jakarta Baru, Habiburokhman menggugat Jokowi ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat merupakan salah satu cara menjegal Jokowi menuju RI-1. Wakil Ketua DPRD DKI itu kemudian menyindir Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto yang terburu-buru mendeklarasikan diri sebagai capres 2014.

"Ini kan politik. Makanya kalau takut, jangan umumin dulu (capresnya), pelan-pelan saja, sekarang Pak Jokowi dicapreskan, yang puyeng (pusing) siapa," kata Ketua DPD PDI-P DKI tersebut.

Rencananya,  Jokowi akan digugat oleh Ketua Tim Advokasi Jakarta Baru, Habiburokhman di PN Jakarta Pusat pada Rabu (19/3/2014) esok. Gugatan itu karena langkah Jokowi menyatakan siap menjadi capres melanggar azas kepatutan dalam perbuatan melawan hukum (PMH). Hal itu diatur dalam Pasal 1365 Kitab UU Hukum Perdata.

Habiburokhman menjelaskan, keputusan Jokowi meninggalkan tugasnya sebagai gubernur di tengah jalan, tidak patut karena ia terpilih oleh masyarakat. Jokowi, lanjut dia, harus bertanggung jawab merealisasikan janji politik tersebut.

Selain menjadi Ketua Tim Advokasi Jakarta Baru, Habiburokhman merupakan Ketua Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra. Habiburokhman juga merupakan calon legislatif partai berlambang burung garuda di Dapil Jawa Barat VII. Habiburokhman tak menampik kalau ia merupakan politisi Partai Gerindra. Namun, ia membantah tegas tudingan aksinya ini dilatarbelakangi oleh instruksi Prabowo.

"Jadi, orang yang mempolitisir status saya di Partai Gerindra, berpikir sangat sempit dan tidak fair. Karena besok, saat menggugat akan banyak sekali masyarakat yang juga ikut menggugat, artinya semua tidak terbukti (gugatan) ini perintah Gerindra," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com