Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permintaan yang Tak Sempat Sampai...

Kompas.com - 21/05/2014, 07:12 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Aditia Alfian (16), korban tewas dalam tawuran antarpelajar di kawasan Senen, Jakarta Pusat, sempat meminta dibelikan sepeda motor oleh sang kakak. Namun, motor permintaan itu tak pernah sempat dipegangnya. Tinggal soal waktu dealer mengirimkan motor idamannya itu, tetapi Aditia keburu berpulang dalam tawuran.

"Dealer kemarin sudah nelpon minta alamat rumahnya, tapi (motor) enggak jadi (dikirimkan) karena ada musibah seperti ini," ujar Tarmini, ibunda Aditia, di kediamannya, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa (20/5/2014).

Telepon dari dealer itu datang tepat pada hari anaknya ditemukan terkapar bersimbah darah karena tawuran di kawasan Senen, Jakarta Pusat. Jawaban keluarga saat telepon permintaan alamat itu tiba adalah kalimat lirih, "Anak yang menginginkan sepeda motor itu sudah meninggal dunia."

Menurut Tarmini, Aditia adalah anak yang pendiam dan senang bermain dengan anak kecil di lingkungan sekitar rumahnya. Putra kedua dari tiga bersaudara anak pasangan Agus Suhendar dan Tarmini ini sehari sebelum kematiannya sempat berpamitan kepada ibunya bahwa dia akan pergi jauh.

Aditia tewas dalam tawuran di Jalan Letjen Suprapto, Bungur, Jakarta Pusat, antara SMK Budi Utomo dan SMK Taman Siswa yang bergabung dengan siswa SMK Poncol 65, Senin (19/5/2014). Dia adalah pelajar SMK Budi Utomo.

Berdasarkan keterangan sementara dari para tersangka pelaku yang sudah ditangkap, Aditia terjatuh di tengah tawuran. Tak pelak, dia menjadi sasaran serangan. Anak lelaki kelahiran 1997 ini sudah dikuburkan di TPU Kemiri, Jakarta Timur, Selasa.

Wali Kota Jakarta Pusat Saefullah turut berduka atas kematian Aditia. Dia mengatakan, kejadian ini harus menjadi pelajaran bagi dunia pendidikan. Saat melayat ke rumah keluarga Aditia, dia menyerahkan sejumlah santunan.

Kepada keluarga Aditia, Saefullah meminta mereka bersabar, ikhlas, dan tabah menerima musibah ini. Adapun penanganan hukum, ujar dia, biarlah menjadi urusan kepolisian. "Sabar, Bu, Pak. Tabahkan hati. Ini suatu musibah yang kita tidak duga," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com