Bentuk tubuh dan ototnya melambangkan ekspresi gerak dari kaum pemuda, sedangkan obor yang dibawanya bermakna sebagai penerang hati yang gelap.
Zaman berganti, arus modernisasi mengalir cepat. Empat puluh dua tahun pun berlalu sejak patung yang terletak di Bundaran Senayan, Jakarta Selatan, tersebut pertama kali diresmikan. Citra kawasan sekitar Bundaran Senayan tak berubah. Dulu dikenal ramai, sekarang pun bertambah ramai dengan bemunculannya mal dan gedung-gedung perkantoran baru.
Modernisasi tak hanya menuntut kemunculan gedung-gedung baru, sarana transportasi pun menjadi tuntutan yang tak bisa dikesampingkan. Halte bus transjakarta Bundaran Senayan yang terletak di depan pusat perbelanjaan Ratu Plaza adalah salah satu contohnya.
Pembangunan mass rapid transit (MRT) yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta pun merambah kawasan tersebut.
"Terkena MRT, tapi kolamnya saja. Patungnya tidak. Stasiunnya di bawah nanti. Kalau sudah selesai (pengerjaannya), nanti dikembalikan lagi. Penanamannya nanti diakali. Tanaman yang dipilih bukan yang akarnya besar dan kuat, tapi yang kecil karena itu kan di bawahnya beton (stasiun), bukan murni tanah lagi," kata Kepala Dinas Pertamanan DKI Jakarta Nandar Sunandar, Kamis (5/6/2014).
Menurut Nandar, di depan Ratu Plaza akan dibangun stasiun bawah tanah MRT. Dari stasiun tersebut hingga depan Masjid Al-Azhar, monorel terletak di bawah tanah. Barulah setelah kawasan Masjid Al-Azhar, monorel terletak di atas jalan.
Kolam dan taman yang menjadi pemandangan indah kini tinggal hamparan tanah kecoklatan dengan beberapa pekerja MRT dan sebuah alat berat berwarna hijau. Fondasi bawah patung pun sedikit tergerus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.