Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Ramaikan Pasar Blok G Belum Berhasil

Kompas.com - 10/06/2014, 14:50 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengelola Pasar Blok G Tanah Abang mengaku telah melakukan berbagai upaya agar pengunjung mau singgah berbelanja. Namun, upaya-upaya itu tidak membuat para pengunjung datang dan pedagang bertahan berdagang di kiosnya.

Namen Suhadi, Manager Unit Pasar Besar (UPB) Pasar Tanah Abang Blok G, mengatakan, sepinya pengunjung ke pasar yang belokasi di Jalan Raya Kebon Jati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, itu disebabkan kurangnya sarana dan fasilitas di dalam pasar.

"Segala upaya sudah kita coba untuk meramaikan pasar. Tapi mereka banyak yang enggak bisa bertahan bahkan untuk meramaikan pasar itu sendiri," kata Suhadi kepada Kompas.com, Selasa (10/6/2014).

Suhadi mengatakan, sarana penghubung sudah dipenuhi, mulai dari jembatan penyeberangan orang (JPO) dari stasiun Tanah Abang ke Pasar Tanah Abang Blok G, tangga besi di depan dan belakang gedung yang dibuat untuk memudahkan pedagang, jembatan penyeberangan multiguna (JPM) yang menghubungkan Blok G dengan Blok F dan Blok A, serta pengadaan eskalator yang kini sedang dikerjakan. Namun, kata Suhadi, ada saja yang membuat para pengunjung tidak melongok pasar Blok G. Hal ini tentunya membuat pedagang juga ingin pindah lokasi berjualan dari Blok G.

Kondisi menjelang Lebaran pun kurang menarik perhatian pengunjung.

Demi mempertahankan pedagang, kata Suhadi, Pemprov DKI Jakarta memberi toleransi ke pedagang dengan sewa gratis selama 6 bulan dan diperpanjang lagi 6 bulan.

"Lantai 3 kosong itu kemarin sisa 25 persen. Sebetulnya, kita ada perpanjangan 2x6 bulan sampai Agustus ini, mereka buat tempat usaha di sini hasil pengundian," kata Suhadi.

Suhadi mengaku telah memberi surat peringatan berulang kali ke pedagang yang meninggalkan barang di dalam kios tapi berjualan di tempat lain. Surat peringatan ini akan diberikan sebanyak 3 kali dengan jarak waktu 3 hari antara surat pertama dengan surat kedua dan seterusnya. Jika respons dari surat tersebut tidak dipenuhi, maka akan ada pembatalan sementara.

"Pas dikasih peringatan 1 atau 2 mereka (pedagang) buka lagi kiosnya, pas sudah seminggu jalan, ditutup lagi," ujarnya.

Suhadi mengatakan, pihaknya berupaya membuat kios-kios di lantai tiga ramai pedagang dan pengunjung ketimbang mengosongkan kios. PD Pasar Jaya, kata dia, juga sedang giat memberikan fasilitas dan sarana pendukung pasar. Dengan harapan, fasilitas yang diupayakan untuk meramaikan pasar.

Saat ini, kata Suhadi, total pedagang di Pasar Tanah Abang Blok G sebanyak 700 orang dengan jumlah tempat usaha 2.227. Nantinya, akan ada pengosongan bila pedagang terus membangkang. Sebab, kios pedagang telah diminati banyak orang, jadi pengelola pasar pun tak takut kios kosong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com