Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Tolak Kartu Diskon Belanja karena Takut Ditangkap KPK

Kompas.com - 21/06/2014, 17:03 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menolak kenang-kenangan atau hadiah yang diberikan oleh pihak Senayan City kepadanya dalam bentuk infinite card.

Hal itu disampaikan Basuki seusai memberikan sambutan dalam Jakarta Souvenir Design Award. Saat itu, Presiden Direktur Senayan City Arisman Wijaya menyerahkan plakat dan infinite card. Pria yang akrab disapa Ahok itu tampak kebingungan ketika sang pembawa acara mengatakan Basuki akan menerima kartu diskon belanja tersebut.

"Tunggu sebentar, tunggu sebentar. Ini harus dijelaskan dulu, ini kartu apa? Kalau kartu ini buat diskon belanja sepuasnya, saya senang sih, cuma nanti saya bisa ditangkap KPK," kata Basuki, Sabtu (21/6/2014).

Mendengar itu, sang pembawa acara langsung gelagapan dan meminta Arisman menjelaskan kegunaan kartu itu kepada Basuki.

"Jadi, ini semacam kartu member Senayan City, Pak. Ini hanya kartu diskon untuk mendapatkan diskon terbesar dan dapat privilege dibandingkan pengunjung lainnya," kata Arisman.

Selama Arisman menjelaskan, raut muka Basuki kembali tampak kebingungan. Akhirnya, ia memutuskan untuk tidak menerima kartu istimewa itu.

"Maaf, bukannya saya tidak menghormati, tapi saya enggak bisa menerima kartu ini karena dalam undang-undang ini tergolong gratifikasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)," ujar dia.

Mendengar jawaban tersebut, para pengunjung mal yang sedang melihat Basuki langsung riuh bertepuk tangan. Aksi Basuki itu mengundang decak kagum sebagian pengunjung mal tersebut.

Masih dengan wajah sedikit bingung, Basuki mengatakan, selain tak memiliki waktu untuk belanja di mal, ia juga tak mau memanfaatkan posisi sebagai Pelaksana Tugas Gubernur DKI selama Joko Widodo cuti.

"Jangan hanya karena saya sekarang menjabat sebagai Plt Gubernur, jadi saya diberikan keistimewaan ini. Padahal, Plt itu kan kepanjangannya 'Pembantu Lumah Tangga' Gubernur he-he-he. Nanti kasih saya lagi pas sudah pensiun saja," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com