Hal itu dikatakan Pengawas Pengamanan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Taman Monas, Dwi (30), yang sedang bertugas saat peristiwa itu terjadi.
Dwi menambahkan, saat itu, ia sedang mengawasi satpam UPT Monas yang berjaga. Tiba-tiba, ia melihat ada api yang berkobar. Ia mengira ada kebakaran sepeda motor di dekat rambu tersebut.
Lantas, ia mendekati titik api dan melihat api berasal dari tubuh seseorang yang sedang lari. Ia pun mencoba menghampiri orang tersebut, tetapi tidak berhasil.
"Saya melihat kejadian pas korban lari mau buka bajunya. Dia lari-lari dari pintu pagar sampai tiang rambu. Terus pas saya kejar, korban sudah enggak tahu ke mana," kata Dwi kepada Kompas.com di lokasi kejadian, Rabu (25/6/2014).
Dwi mengatakan, setelah korban pergi, ia langsung menanyakan hal itu kepada pedagang di dekat lajur bus transjakarta menuju Halte Transjakarta Gambir 2. Ia mencoba menanyakan korban lari ke mana dan bersama siapa.
"Saya lari dekati rambu, korban sudah pergi kata pedagang. Saya kira ada yang nolongin, terus katanya pergi sendiri. Tapi, saya belum tahu pasti. Pokoknya saya datang, korban sudah pergi," ujar Dwi.
Dwi menuturkan, ia melihat korban, Yusri, dari sisi kanan pintu kecil Silang Monas Timur Laut sedang berlari menuju jalan besar dengan kobaran api di bagian belakang bajunya.
Korban, kata Dwi, pun berusaha memadamkan api di tubuhnya dengan mengibas-ibaskan tangan ke punggung dan berusaha melepaskan baju penuh api itu secepat mungkin.
Ia pun menyatakan, korban dapat melepaskan bajunya dan langsung meninggalkan lokasi kejadian. Pedagang pun mengatakan, korban mengalami luka bakar di bagian muka dan badan. Hampir 50 persen tubuh korban terbakar dari kejadian itu.
Seperti diberitakan, Yusri (40), seorang juru parkir di kawasan Monumen Nasional (Monas), dibakar. Pelakunya diduga oknum TNI berpangkat sersan satu berinisial H. Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (24/6/2014) sekitar pukul 22.45 WIB. Saat ini, Yusri yang dalam kondisi kritis dirawat di RSUD Tarakan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.