Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi: Kematian Siswa SMA 3, Keterangan Saksi Mengarah ke Senior

Kompas.com - 26/06/2014, 08:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Polisi sudah memeriksa 30 saksi terkait kasus dugaan tindak kekerasan yang menewaskan seorang siswa SMAN 3 Setiabudi Jakarta Selatan, Arfiand Caesar Al Irhami (16).

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengatakan, dari keterangan 30 saksi yang terdiri atas siswa, guru, dan orangtua murid, semua mengarah kepada senior di Sabhawana.

"Mengerucut pada senior yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler Sabhawana. Sudah tergambar apa yang terjadi di tempat latihan tersebut. Sudah ada yang akan dijadikan tersangka. Namun, penyidik masih mendalami hasil visum yang ada," ungkap Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Rabu (25/6/2014).

Rikwanto mengatakan, jika visum sudah keluar, maka kasus ini akan semakin jelas. "Pekan depan akan kita panggil beberapa siswa. Status saksi bisa menjadi status tersangka jika ada bukti yang cukup bahwa mereka melakukan penganiayaan," papar Rikwanto.

Rikwanto mengatakan, menurut para saksi, penganiayaan dilakukan di luar rencana kegiatan. Sementara itu, pelaku penganiayaan lebih dari dua orang. Menurut Rikwanto, pelaku adalah anggota dari Sabhawana.

Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah juga sudah diperiksa, tetapi hasilnya masih normatif. Ekstrakurikuler dengan jaket khas berwarna merah ini sudah berjalan lama di SMAN 3.

Kepala sekolah mengizinkan kegiatan tersebut, tetapi tidak mengetahui persis kegiatan di lokasi. "Pemahaman kepala sekolah hanya panjat-turun tebing dan gunung. Namun ternyata, ada penganiayaan," tutur Rikwanto.

Sembunyikan sesuatu

Dua guru laki-laki yang ikut dalam kegiatan di Tangkubanparahu itu juga sudah diperiksa. "Kita sudah layangkan panggilan, pekan depan kemungkinan sudah ada tersangka," ujar Rikwanto.

Rikwanto menjelaskan, para siswa mengetahui kejadian ini dan saling diam, bahkan rekan-rekannya tidak hadir saat prosesi pemakaman korban. "Mereka saling menyembunyikan sesuatu, tetapi sudah jelas," lanjut dia.

Meskipun penganiayaan berlangsung di Jawa Barat, kasus ini tetap ditangani Polda Metro Jaya karena korban sakit dan meninggal di RS MMC Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan. Rikwanto juga belum bisa memastikan apakah korban dianiaya dengan tangan kosong atau menggunakan benda tumpul. (sab)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com