Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penertiban Selanjutnya, PKL Kota Tua!

Kompas.com - 02/08/2014, 20:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi DKI Jakarta Kukuh Hadi Santoso mengatakan tidak akan segan-segan terhadap para pedagang kaki lima (PKL) yang masih nekat berjualan di fasilitas umum. Tak terkecuali di Kota Tua.

"Jadi nanti setelah Monas bersih, kami akan menyisir PKL yang ada di Kota Tua," kata Kukuh di Jakarta, Sabtu (2/8/2014).

Untuk sekarang, kawasan itu masih akan dibersihkan oleh Satpol PP Jakarta Barat. "Kemungkinan penertiban yang dilakukan Satpol PP Jakarta Barat pekan depan," ujar Kukuh.

Tetapi, jika nantinya mereka kewalahan dan membutuhkan petugas tambahan untuk membantu membersihkan. Pihaknya siap menggerakkan seluruh anggota Satpol PP dari 5 wilayah yang ada di DKI Jakarta.

"Kami siap melakukan operasi gabungan seperti di Monas ini untuk menertibkan PKL yang ada di Kota Tua. Agar PKL itu tak kembali lagi berjualan dan jera," ucapnya.

Ia menjelaskan sekarang Satpol PP tak segan-segan untuk mengangkut dan kemudian tidak mengembalikan gerobak yang sudah diangkut petugas. "Kami tak menerima jika mereka mau menebusnya. Itu untuk memberikan efek jera supaya mereka tak berjualan lagi," ungkapnya.

Pantauan Wartakotalive.com di Kawasan Kota Tua, Sabtu (2/8/2014), sampah botol minuman serta minuman kemasan tampak mendominasi kawasan tersebut. Sampah plastik juga bertebaran di sana-sini. Ditambah beberapa genangan air yang berada di depan Museum Fatahillah membuat kawasan yang akan diajukan sebagai cagar budaya warisan dunia pada 2015 mendatang itu semakin kumuh.

Sejumlah pedagang kaki lima pun membuat suasana kumuh semakin terasa. Mereka menggelar lapak dagangannya di lapangan. Beberapa pedagang makanan serta minuman seduh menaruh terpal di tengah lapangan Kota Tua untuk para pengunjung duduk-duduk. Kesan bau pun menyengat hidung para pengunjung kawasan tersebut.

Terkait rencana penertiban, sejumlah pedagang aksesoris di Kota Tua beragam menanggapinya. Fikri Ramadhani (38) misalnya, ia pasrah saja jika nantinya harus kembali ditertibkan oleh Satpol PP.

"Mau gimana lagi, memang sudah salah. Untungnya dagangan saya mudah dipindahkan jadi gampang untuk kaburnya," ucap pria berbaju hitam itu. (Wahyu Tri Laksono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap 2 Pria Pemeras Penjual Ayam Goreng di Palmerah

Polisi Tangkap 2 Pria Pemeras Penjual Ayam Goreng di Palmerah

Megapolitan
Istri dan Tetangganya Keracunan Setelah Makan Nasi Boks, Warga Cipaku: Alhamdulillah, Saya Enggak...

Istri dan Tetangganya Keracunan Setelah Makan Nasi Boks, Warga Cipaku: Alhamdulillah, Saya Enggak...

Megapolitan
Nasi Boks yang Dibagikan 85 Kotak, tetapi Korban Keracunan di Bogor Ada 93

Nasi Boks yang Dibagikan 85 Kotak, tetapi Korban Keracunan di Bogor Ada 93

Megapolitan
Kasus Dugaan Penggelapan Uang oleh Suami BCL Tiko Aryawardhana Naik ke Penyidikan

Kasus Dugaan Penggelapan Uang oleh Suami BCL Tiko Aryawardhana Naik ke Penyidikan

Megapolitan
Korban Diduga Keracunan Makanan di Cipaku Bogor Mengeluh Nyeri Lambung, Diare hingga Demam

Korban Diduga Keracunan Makanan di Cipaku Bogor Mengeluh Nyeri Lambung, Diare hingga Demam

Megapolitan
UPTD PPA Tangsel Periksa Kondisi Balita yang Dicabuli Ibu Kandungnya

UPTD PPA Tangsel Periksa Kondisi Balita yang Dicabuli Ibu Kandungnya

Megapolitan
Balita Korban Pencabulan Ibu Kandung di Tangsel Dibawa ke Rumah Aman UPTD PPA

Balita Korban Pencabulan Ibu Kandung di Tangsel Dibawa ke Rumah Aman UPTD PPA

Megapolitan
Tiga Periode di DPRD, Mujiyono Didorong Demokrat Maju Pilkada DKI Jakarta 2024

Tiga Periode di DPRD, Mujiyono Didorong Demokrat Maju Pilkada DKI Jakarta 2024

Megapolitan
Tetangga Sebut Ayah dari Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Ikut Menghilang

Tetangga Sebut Ayah dari Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Ikut Menghilang

Megapolitan
Semrawutnya Kabel di Jalan Raya Semplak Bogor Dikhawatirkan Memakan Korban

Semrawutnya Kabel di Jalan Raya Semplak Bogor Dikhawatirkan Memakan Korban

Megapolitan
Dinkes Bogor Ambil Sampel Makanan dan Feses untuk Cari Tahu Penyebab Warga Keracunan

Dinkes Bogor Ambil Sampel Makanan dan Feses untuk Cari Tahu Penyebab Warga Keracunan

Megapolitan
Hasto Klaim Pernyataannya Jadi Landasan Hakim MK Nyatakan 'Dissenting Opinion' Putusan Pilpres 2024

Hasto Klaim Pernyataannya Jadi Landasan Hakim MK Nyatakan "Dissenting Opinion" Putusan Pilpres 2024

Megapolitan
Warga Diduga Keracunan Makanan Haul di Bogor Bertambah Jadi 93 Orang, 24 Korban Masih Dirawat

Warga Diduga Keracunan Makanan Haul di Bogor Bertambah Jadi 93 Orang, 24 Korban Masih Dirawat

Megapolitan
Suami BCL Tiko Aryawardhana Dilaporkan Mantan Istri, Diduga Gelapkan Uang Rp 6,9 Miliar

Suami BCL Tiko Aryawardhana Dilaporkan Mantan Istri, Diduga Gelapkan Uang Rp 6,9 Miliar

Megapolitan
Dilaporkan Terkait Pernyataannya di Media, Hasto Akan Konsultasi dengan Dewan Pers

Dilaporkan Terkait Pernyataannya di Media, Hasto Akan Konsultasi dengan Dewan Pers

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com