Beragam barang ditawarkan para PKL. Belasan lapak PKL berada di sepanjang Museum Bank Mandiri. Ada yang berjualan aksesori ponsel, ikat pinggang, dompet, kalung, bantal mobil, dan lain-lain.
Seorang PKL yang berjualan tas belanja bermotif, Alan, mengaku tidak setiap hari membuka lapak di situ. "Ya, biasa kalau jualan di sini sih, tapi nggak sering juga cuma kadang-kadang aja kalau pas hari libur. Nggak sampai malam juga kok," ucap Alan, yang ditemui Kompas.com, Minggu (8/6/2014).
Pedagang lainnya, Firman, mengaku jarang berjualan di area tersebut. Dia juga belum pernah terkena penertiban oleh satuan polisi pamong praja (satpol PP).
"Belum ada satpol PP menertibkan. Soalnya saya juga jarang-jarang dagang di sini. Kebetulan aja karena hari libur. Biasanya jualan pas pasar malam pindah-pindah tempat aja," ungkap Firman.
Sementara itu, Dara (21), pengunjung Museum Fatahillah, mengatakan senang atas kehadiran para pedagang tersebut. Sebab, dia dan teman-temannya dapat belanja dengan harga yang relatif murah jika dibandingkan dengan produk yang sama di pusat perbelanjaan, seperti mal atau supermarket.
"Kita ke sini meemang mau refreshing mata. Banyak pedagang malah bikin semarak. Sekalian bisa belanja juga kan harganya juga terjangkau kalau di emperan begini," ujar Dara sambil membeli kalung etnik seharga Rp 10.000.
Selain Dara, Mita, pelajar SMA, ini mengaku kehadiran para pedagang liar tersebut justru membuat kesan kumuh. "Bikin kesan kumuh saja sih, apalagi yang ke sini kan banyak juga bule. Ya nggak indah aja kesannya," paparnya.
Dari pantauan Kompas.com, arus lalu lintas terbilang lancar dan cenderung lengang. Hal ini disebabkan hari libur. Sebaliknya, jika hari biasa, lokasi tersebut macet, diperparah dengan kehadiran PKL, membuat kemacetan semakin mengular.
"Sekarang sih biasa aja yah, wah kalau hari biasa bisa macet di sini, apalagi kalau banyak PKL, bisa semrawut jalanan," ujar Suparna, pengemudi ojek sepeda yang setiap hari mangkal, menunggu penumpang di perempatan kota tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.