Pantauan Kompas.com, Selasa (5/8/2014) sekitar pukul 16.00 WIB, para PKL mulai berdatangan dan menggelar barang dagangan mereka di halaman taman Monas. Terlihat para PKL yang berjualan minuman tengah menarik troli dengan tumpukan kotak dan beberapa minuman kardus.
Ada juga para penjaja kerak telor memanggul dan berkeliling di dekat patung Ikada dari lapangan Ikatan Restoran Taman Indonesia (IRTI). Sama halnya dengan PKL yang menjajakan kopi keliling, mereka hanya berputar di area taman dekat IRTI.
PKL terlihat tidak berpencar ke bagian Monas lainnya dan hanya fokus di satu titik. L, salah seorang penjual minuman, mengaku memilih berjualan tidak jauh dari IRTI karena bila ada penertiban dapat dengan mudah kabur melalui pintu IRTI. "Ya kalau penertiban tinggal kabur aja ke sana (IRTI)," katanya sambil menyeduh minuman.
Menurutnya, para petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) patroli menertibkan mereka pada pagi dan siang hari. "Biasanya sih pagi atau siang. Kami keluar sore saja daripada ditertibkan lagi," ucapnya.
Selain L, pedagang lain Ma, mengaku saat ini tengah kejar-kejaran dengan Satpol PP. Itulah yang menjadi alasan para PKL hanya berjualan di satu sudut Monas saja. "Mereka tertibkan mululu. Kami langsung kabur kalau ada Satpol PP," kata Ma. "Padahal pas penertiban kemarin (Sabtu) ada pengunjung bilang, 'kok enggak jualan?' 'bilang saja ada Satpol PP lagi tertibkan'," ujarnya.
Ia pun mengungkapkan bahwa banyak keluhan dari para pengunjung jika tidak ada pedagang di taman Monas. Ia meyakini pengunjung memang membutuhkan dagangan mereka. Apalagi usai pengunjung mengantre dan harus berjalan kaki mengitari Monas.
Para PKL pun mengakui semakin malam jumlah PKL Monas yang berjualan akan semakin banyak. Hal tersebut karena banyaknya pengunjung Monas di seluruh taman. Sementara itu, saat berusaha dikonfirmasi, Kepala Unit Pengelola Taman Monas, Firdaus Rasyid tidak merespons panggilan dari Kompas.com.
Baca juga: Ahok: Pangdam dan Kapolda "Back-up" Kami
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.