Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMK Arjuna Depok Belum Terima Surat Pengunduran 12 Guru

Kompas.com - 05/09/2014, 15:17 WIB
Laila Rahmawati

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com — Agus Purwanto, perwakilan dari Yayasan Nursyamsyi yang menaungi SMK Arjuna, membantah ada dua belas guru SMK Arjuna yang keluar atau bahkan dipecat dari sekolah.

"Belum ada SK pemecatan dari kepala sekolah. Surat pengunduran diri juga belum kami terima. Nah, itu dia yang saya nggak ngerti, kenapa ada isu ini. Tadi kan sudah dikatakan kalau kami ingin rangkul mereka kembali," kata Agus Purwanto di SMK Arjuna, Jalan Pitara Raya, Pancoran Mas, Depok, Jumat (5/9/2014).

Agus mengakui bahwa yayasannya akan menerapkan sistem penggajian yang baru. Dalam sistem baru tersebut, penghitungan gaji terdiri dari tiga komponen, yaitu honor mengajar, honor jam berdiri, dan insentif kedatangan tepat waktu.

Honor jam berdiri adalah gaji yang dihitung dari jumlah jam mengajar per hari dikalikan Rp 10.000.

"Sebenarnya, perubahan ini untuk peningkatan kesejahteraan guru. Peningkatan kesejahteraan tentu harus diimbangi dengan peningkatan kinerja, kan? Kalau saya hitung-hitung, dengan sistem yang baru ini, gaji bisa meningkat satu setengah kali lipat kok," kata Agus.

Sementara itu, berdasarkan pengakuan Sumarali, satu dari dua belas guru yang akan keluar dari SMK Arjuna, sudah sebulan ini gajinya belum dibayarkan.

"Saya seminggu mengajar 19 jam. Harusnya, sebulan saya dapat 19 x 4 x 10.000, tetapi ini cuma dapat Rp 200.000," kata Sumarali yang mengajar olahraga selama dua tahun di SMK Arjuna.

Sebelumnya diberitakan, para siswa SMK Arjuna, Depok, berunjuk rasa di sekolah, Jumat (5/9/2014). Mereka menuntut dua wakil kepala sekolah mundur karena dianggap menjadi penyebab pengunduran diri 12 guru mereka. [Baca: 12 Guru Hengkang, Murid SMK Arjuna Depok Unjuk Rasa]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com