Oleh karena itu, ia mengaku sudah tidak bisa lagi memberi saran dan masukan kepada Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto ataupun kader lainnya.
"Pikiran mereka (Gerindra) sudah berbeda jauh tentang pembagian kekuasaan dengan Koalisi Merah Putih. Saya ini bisa masuk ke politik karena pilihan rakyat," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Senin (15/9/2014). [Baca: Ahok Diingatkan tentang Jasa Prabowo Saat Dia Diancam Orang-orang Pasar Tanah Abang]
Apabila Pilkada tidak dilakukan secara langsung oleh rakyat, Basuki tidak akan berhasil menjadi Bupati Belitung Timur. Di daerah tersebut, 93 persen warganya adalah Muslim, sementara komposisi kursi di DPRD dikuasai oleh Partai Bulan Bintang (55 persen). [Baca: Bantah Ahok, Hashim Mengaku dari Dulu Gerindra Tolak Pilkada Langsung]
Bahkan, Basuki menyebutkan, hingga mati pun, ia tidak akan menjadi Bupati Belitung Timur jika kepala daerah dipilih oleh DPRD. Selain itu, apabila metode yang sama diterapkan pada Pilkada DKI Jakarta 2012, dia meyakini bahwa pasangan Jokowi-Basuki tidak akan mampu mengalahkan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli. [Baca: Hashim: Kalau Ahok Jantan, Dia Harus Mundur dari Jabatan Wagub DKI]
"Mungkin enggak Pak Jokowi jadi presiden kalau pemilihannya lewat DPR? Enggak bakal mungkin jadi presiden juga," ujar pria yang akrab disapa Ahok itu.
Suami Veronica Tan itu menganalogikan dirinya sebagai seorang penumpang bus. Tiba-tiba, ada seseorang yang menawarkan naik mobil bagus dan gratis. Basuki pun ikut menumpang di dalam mobil itu.
Di tengah jalan, di dalam mobil, ada penumpang yang merokok, sementara penumpang lainnya membuang sampah sembarangan. Akhirnya, Basuki tidak tahan dan minta keluar dari mobil itu.
Partai Gerindra dianalogikan sebagai mobil bagus, tetapi berisikan penumpang dengan berbagai perilaku dan kepentingan tidak baik. "Saya sudah ngomong dari dulu, saya tidak pernah setia sama partai kalau partai itu tidak setia sama konstitusi," kata Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.