Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SMA 70 yang Dikeluarkan Akan Mendapatkan Sekolah Pengganti

Kompas.com - 18/09/2014, 13:29 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Lasro Marbun mengatakan, ke-13 siswa SMA Negeri 70 Jakarta yang telah dikeluarkan dari sekolahnya akibat kasus bullying, akan mendapatkan sekolah pengganti.

Menurut Lasro, berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, pemerintah punya kewajiban memfasilitasi anak untuk sekolah. [Baca: Anak Dikeluarkan, Orangtua Minta Klarifikasi Kepala SMAN 70]

"Jadi kami akan tetap memfasilitasi mereka. Jangan sampai ada stigma sanksi membinasakan masa depan mereka. Sekolah pengganti nanti masih di daerah Jakarta Selatan. Negeri boleh, swasta juga boleh," kata Lasro, di Balaikota Jakarta, Kamis (18/9/2014).

Lasro tak menyebut pasti sekolah mana saja yang telah ditunjuk untuk menampung mereka. Namun ia memastikan, di sekolah baru tersebut tidak akan mendapat penolakan dari sivitas akademik. Sebab, ia berencana membuat sebuah pernyataan ke-13 siswa tersebut tidak akan melakukan tindak bullying kembali.

"Saat ini sudah ada delapan siswa yang resmi dikeluarkan dari sekolah. Sementara yang lima lainnya masih menjalani proses pemeriksaan. Yang lima orang itu menyangkal kalau mereka terlibat tindak bullying," ujar dia.

Sebanyak 13 siswa dikeluarkan dari sekolah lantaran melakukan pelanggaran, hingga poin mereka habis. Salah satu pelanggaran yang dianggap cukup berat adalah bullying dengan jumlah 75 poin.

Hal itu tercatat dalam Pasal 5 ayat 11 yang berbunyi: "Melakukan penendangan, penamparan, atau pemukulan baik secara perorangan maupun kelompok terhadap sesama siswa baik langsung maupun menggunakan benda."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com