Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Malapraktik Klinik Metropole, Pekan Depan Polisi Periksa Dokter ES

Kompas.com - 26/09/2014, 20:02 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pekan depan, kepolisian akan memanggil dokter ES dalam kasus dugaan malapraktik di Hospital Metropole, di Jalan Pintu Besar Selatan, Taman Sari, Jakarta Barat. Penyidik berharap ES kooperatif dan datang untuk memenuhi panggilan penyidik untuk diperiksa soal klinik itu.

Dalam pengecekan, Sudin Kesehatan Jakarta Barat menyatakan, penanggung jawab di klinik tersebut ialah dokter ES.

"Nanti terhadap dokter Es akan diperiksa soal siapa saja yang ikut terlibat dalam praktik tersebut, dari mana saja dokter-dokternya," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, Jumat (26/9/2014).

Rikwanto menambahkan bahwa penyidik akan kembali memastikan tenaga medis di klinik itu apakah dokter atau hanya ahli pengobatan alternatif. Kalaupun dokter, penyidik akan memeriksa soal izinnya.

Untuk diketahui, mantan pasien Metropole Hospital, Tamansari, Jakarta Barat melaporkan dokter di klinik tersebut ke Polda Metro Jaya. Laporan itu dibuat oleh ED, warga Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Sabtu (20/9/2014) siang pukul 14.45 WIB.

Dalam laporan LP/3394/IX/2014/PMJ/Ditreskrimum, ED melaporkan empat orang dokter. Lantaran diduga melakukan malapraktik, keempat terlapor dituduhkan dengan undang-undang berbeda yakni Pasal 79 UU RI no 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Serta Undang-Undang no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

"Pelapor melaporkan ada gangguan pada dia lalu berobat ke sana. Dalam prosesnya pelapor diharuskan menjalani operasi," kata Rikwanto. Saat itu, kata Rikwanto, ED berobat ke sana karena mengalami gangguan haid, dia berkonsultasi dengan dokter yang tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia sehingga menggunakan penterjemah.

Oleh penterjemah, disampaikan ED mengalami radang serviks yang bisa mengakibatkan kanker. Lalu dia dipaksa untuk operasi. ED pun akhirnya dioperasi, setelah tiga hari operasi, dia kembali menjalani operasi kedua kalinya.

"Saat operasi kedua, korban tidak dibius jadi dia pingsan. Dan operasi ini tanpa sepengetahuan dan seizin suami korban," ucap Rikwanto.

Akhirnya setelah operasi kedua, korban mengalami pendarahan, dan langsung dibawa ke RS Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat. Dan yang mengejutkan, RS Budi Kemuliaan mendiagnosis lain serta berbeda dengan di Metropole Hospital. Yakni apabila korban tidak dioperasi pun tidak apa-apa.

"Korban mengalami kerugian imateriil dan materiil, sekitar Rp 25 juta," kata Rikwanto. (Theresia Felisiani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembegal Casis Bintara Polri Jual Motor Korban Rp 3,3 Juta

Pembegal Casis Bintara Polri Jual Motor Korban Rp 3,3 Juta

Megapolitan
Zoe Levana Mengaku Tak Sengaja Terobos Jalur Transjakarta, Berujung Terjebak 4 Jam

Zoe Levana Mengaku Tak Sengaja Terobos Jalur Transjakarta, Berujung Terjebak 4 Jam

Megapolitan
Ini Tampang Madun, Conde, Buluk, dan Kerdil, Komplotan Begal yang Bacok Casis Bintara di Jakbar

Ini Tampang Madun, Conde, Buluk, dan Kerdil, Komplotan Begal yang Bacok Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Zeo Levana Mengaku Buat Konten Terjebak di 'Busway' atas Permintaan Sopir Bus Transjakarta

Zeo Levana Mengaku Buat Konten Terjebak di "Busway" atas Permintaan Sopir Bus Transjakarta

Megapolitan
Masuk dan Terjebak di Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Kami Tak Sengaja

Masuk dan Terjebak di Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Kami Tak Sengaja

Megapolitan
Pembebasan Ketua Kelompok Tani KSB Jadi Syarat Warga Mau Tinggalkan Rusun Kampung Bayam

Pembebasan Ketua Kelompok Tani KSB Jadi Syarat Warga Mau Tinggalkan Rusun Kampung Bayam

Megapolitan
Dishub DKI Tindak 216 Jukir Liar di Jakarta Selama Sepekan

Dishub DKI Tindak 216 Jukir Liar di Jakarta Selama Sepekan

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Zoe Levana Cerita Kronologi Terjebak di Jalur Transjakarta Selama 4 Jam

Diperiksa Polisi, Zoe Levana Cerita Kronologi Terjebak di Jalur Transjakarta Selama 4 Jam

Megapolitan
Tumpukan Sampah Menggunung di Kembangan, Warga Keluhkan Bau Menyengat

Tumpukan Sampah Menggunung di Kembangan, Warga Keluhkan Bau Menyengat

Megapolitan
Polisi Tilang Zoe Levana Usai Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Tilang Zoe Levana Usai Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
PPDB SMP Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur, dan Jadwalnya

PPDB SMP Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur, dan Jadwalnya

Megapolitan
Gudang Ekspedisi di Bogor Disebut Mirip Kelab Malam, Setel Musik Kencang hingga Diprotes Warga

Gudang Ekspedisi di Bogor Disebut Mirip Kelab Malam, Setel Musik Kencang hingga Diprotes Warga

Megapolitan
PPDB 'Online', Disdik DKI Jamin Tak Ada Celah bagi Oknum Jual Beli Kursi Sekolah

PPDB "Online", Disdik DKI Jamin Tak Ada Celah bagi Oknum Jual Beli Kursi Sekolah

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma 'Settingan'

Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma "Settingan"

Megapolitan
Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com