Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Pakaian Dinas Anggota DPRD DKI Rp 1,3 Miliar

Kompas.com - 02/10/2014, 14:44 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretariat DPRD DKI Jakarta membuat program pengadaan pakaian dinas dan atribut bagi para anggota DPRD DKI periode 2014-2019. Dari data yang diajukan ke Unit Layanan Pengadaan (ULP), dana yang diajukan untuk program tersebut adalah Rp 1,3 miliar, dengan alokasi sekitar Rp 8,98 juta per orang.

Dari data yang dilansir jakarta.go.id, anggaran Rp 8,98 terdiri dari Rp 3,25 juta untuk pakaian dinas lengkap (PDL) dan Rp 5,73 juta untuk pembuatan dua lencana. Khusus untuk lencana, bahan yang digunakan adalah emas.

"Ada dua lencana. Ukuran besar terbuat dari emas 7 gram dan ukuran kecil dari emas 5 gram," kata Sekretaris DPRD DKI Mangara Pardede, di Gedung DPRD DKI, Kamis (2/10/2014).

Menurut Mangara, pengadaan pakaian dinas bagi anggota DPRD DKI menjadi program rutin tahunan. Pada tahun ini, setiap anggota mendapatkan satu pakaian sipil lengkap yang terdiri atas jas, kemeja, celana, dasi, sepatu, dan lencana.

Mangara menjelaskan, dalam lima tahun, setiap anggota DPRD DK akan mendapatkan lima pakaian dinas. Adapun pakaian yang akan dibagikan itu adalah pakaian dinas harian, pakaian sipil harian, pakaian sipil resmi, pakaian sipil lengkap, dan pakaian dinas lengkap.

"Untuk tahun depan pengadaannya pakaian dinas harian," ujar Mangara.

Pada periode ini, jumlah anggota DPRD DKI ada 106 orang. Gaji yang mereka dapat setiap bulannya adalah: gaji untuk ketua berjumlah Rp 35,16 juta; wakil ketua Rp 45,16 juta, dan para anggota Rp 30,29 juta. Gaji masih ditambah dengan adanya berbagai tunjangan, seperti tunjangan jabatan, tunjangan komunikasi intensif, uang operasional, dan tunjangan perumahan. Selain gaji dan tunjangan, fasilitas lainnya yang diterima para anggota DPRD DKI adalah mobil dinas yang terdiri atas Toyota Camry untuk ketua dan para wakil ketua, serta Toyota Corolla Altis untuk para anggota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com