Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Tak Bisa Ikut Mengarak Jokowi ke Istana Negara

Kompas.com - 18/10/2014, 08:56 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memohon izin kepada presiden terpilih Joko Widodo karena tidak bisa ikut serta dalam pawai mengarak hingga ke Istana Negara.

Hal itu sekaligus disampaikan Basuki dalam pertemuan untuk berpamitan yang berlangsung sekitar 15 menit di ruang kerjanya, di Balaikota Jakarta, Jumat (17/10/2014) kemarin.

"Saya minta izin sama beliau, setelah pelantikan hari Senin besok, saya enggak bisa ikut arak-arakan. Nanti kalau Presiden lewat, saya ketinggalan," kata Basuki.

Kendati demikian, sebagai kepala daerah dan mantan pendamping dalam memimpin Jakarta, Basuki menjamin bakal datang serta memberi support pada pelantikan Jokowi.

Atas "kepergian" Jokowi dari jabatannya sebagai gubernur DKI, Basuki mengaku tidak kehilangan pria kelahiran Surakarta itu. Sebab, selama ini, lanjut dia, komunikasi yang terjalin tidak pernah putus antara keduanya.

Terlebih lagi, baik istri dari Jokowi maupun istri Basuki menjalin hubungan yang baik satu sama lain. Karena itu, Jokowi pun telah memercayai Basuki untuk menyelesaikan semua permasalahan Jakarta yang ditinggalkannya.

"Enggak ada pesan (untuk Basuki). Semuanya Pak Ahok (Basuki) sudah tahu (permasalahan yang perlu diselesaikan," kata Jokowi.

Basuki yang berada di samping Jokowi langsung berceletuk. "Yang pasti, kalau jadi gubernur harus latihan untuk menjemput Pak Presiden (di Bandara Halim Perdanakusuma—setelah kunjungan kerja)," kata Basuki tertawa.

PNS bangga kepada Jokowi

Pada acara pamitan Jokowi dengan pegawai negeri sipil (PNS) DKI kemarin di Balaikota, tak ada tangis kesedihan mewarnai. PNS yang dikunjungi Jokowi tampak merasa bangga karena mantan pimpinannya kini bakal memimpin bangsa Indonesia.

Saat Jokowi menyalami satu per satu PNS, mereka terlihat semringah dan mengucapkan berbagai ucapan selamat serta doa kepada Jokowi agar bisa memimpin Indonesia dengan baik.

Salah satunya Agustino Dharmawan, Kepala Biro Umum DKI Jakarta. Dia mengaku tidak sedih atas pengunduran diri Jokowi sebagai gubernur DKI. "Untuk ke depan, yang lebih baik lagi, kenapa harus sedih? Kami semua juga sudah tahu agar semuanya menjadi lebih baik lagi," kata Agustino.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com