Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Betawi, "Ngumpul" di Malam Hari

Kompas.com - 18/10/2014, 21:27 WIB


Senin (13/10/2014) malam, sebuah rumah di kawasan Kemandoran VII, Gang Madrasah II, Jakarta Barat, diramaikan orang-orang dan pentas kesenian. Sudah sejak selepas isya, warga masyarakat dari berbagai penjuru Jabodetabek berkumpul di kediaman Haji Ridwan Mustofa, salah seorang tokoh Betawi di Jakarta.

Pentas gambang kromong, berupa permainan alat-alat musik, seperti kenong, gendang, dan bonang dalam lima nada yang dipukul, meramaikan malam itu. Orang-orang berkumpul dan duduk lesehan di teras hingga memenuhi batas luar rumah.

Sebagian badan jalan dalam wilayah permukiman warga itu ditutup. Salah satu sisi ruas jalan dipergunakan untuk tempat parkir kendaraan bermotor.

Menjelang malam, permainan musik berangsur dihentikan. Namun, orang-orang masih tetap berkumpul dan saling bertukar obrolan.

Salah satu topik pembahasan yang dibicarakan dengan cukup serius adalah tentang komitmen dan konsistensi para anggota kelompok.

Sebelumnya, mereka membahas perihal rencana menampilkan sejumlah bentuk kesenian di Istana Negara pada 2 November kelak.

Pertemuan lanjutan hingga lepas tengah malam itu dimaksudkan untuk semakin menguatkan dan menyatakan sejumlah rencana kegiatan. Mereka tergabung dalam komunitas Pasar Betawi.

Salah seorang penggeraknya adalah Nurjanah (38), yang pada malam itu hingga Selasa (14/10) dini hari masih berapi-api mengutarakan pendapat dalam rapat. Malam itu, Nurjanah ditemani suaminya, Edi Permana (39), beserta anak mereka.

Nurjanah dan Edi yang di masa mudanya merupakan aktivis mahasiswa tinggal di kawasan Sawangan, Bogor, Jawa Barat. "Ini rumah mertua saya," kata Edi.

Setelah Lebaran

Sudah empat kali Pasar Betawi mengadakan kegiatan kumpul- kumpul seperti itu setelah perayaan Idul Fitri pada akhir Juli lalu.

"Jagakarsa, Manggarai, Cawang, dan Kemandoran," kata Nurjanah menyebutkan lokasi-lokasi pertemuan Pasar Betawi sebelumnya.

Pasar Betawi, kata Nurjanah, merupakan ajang kumpul-kumpul guna membahas dan mengekspresikan apa pun tentang kebudayaan dan kesenian Betawi terutama mereka yang bergelut di akar rumput.

Ini bukan tentang perkumpulan para elite kebudayaan, melainkan sejumlah pelaku langsung. Tidak kurang dari 60 sanggar kesenian Betawi tergabung di dalamnya.

Silaturahim, pendidikan, usaha komersial, dan pementasan merupakan sejumlah fokus kegiatan komunitas tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com