Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buruh: Ahok Pernah Bilang Upah Ideal di Jakarta Rp 4 Juta

Kompas.com - 21/10/2014, 12:28 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Para buruh DKI Jakarta menuntut terealisasinya kenaikan upah minimum provinsi (UMP) sebesar Rp 3 juta pada tahun depan. Mereka menilai permintaan tersebut masuk akal karena, menurut mereka, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama pernah mengatakan upah yang layak untuk bisa hidup di Jakarta adalah minimal Rp 4 juta.

"Permintaan upah jadi Rp 3 juta itu tidak mengada-ada sebab kami mau menagih janji Ahok. Tahun lalu dia pernah bilang upah minimum yang layak untuk bisa hidup di Jakarta adalah Rp 4 juta," kata Sekretaris Jenderal Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Muhammad Rusdi, di depan Balaikota Jakarta, Selasa (21/10/2014).

Menurut Rusdi, saat ini DKI Jakarta tercatat menjadi daerah dengan UMP paling tinggi se-Indonesia, yakni Rp 2,4 Juta. Padahal, kata dia, jumlah tersebut tergolong kecil apabila dibandingkan dengan upah buruh yang ada di negara-negara lain, seperti di Korea dan Hongkong.

"Jakarta sebagai ibu kota seharusnya setara dengan Hongkong yang upah buruhnya sudah Rp 10 juta, di Korea Rp 12 juta. Masa upah buruh untuk mencapai Rp 3 juta saja sulit," ujar dia.

Rusdi menilai tak sepantasnya upah buruh di Indonesia, khususnya di Jakarta, dihargai murah. Sebab, kata dia, Indonesia adalah negara yang masuk dalam 10 besar perekonomian terbesar di dunia.

"Perekonomiannya masuk 10 besar, tapi kenapa buruhnya dibayar murah. Kan artinya ada yang tidak beres. Ini yang mau kami tuntut. Jakarta ini harus jadi barometer buat daerah lain (terkait dengan kenaikan upah). Apalagi banyak perusahaan-perusahaan besar berkantor di Jakarta," papar Rusdi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com