Keluarga besar dan kerabat mengenang almarhumah sebagai sosok yang luar biasa. Helga, teman Gayatri di SMP di Ambon, mengatakan, alharhumah adalah sosok yang periang. Pertama kali bertemu dan kenal dengan remaja yang menguasai 13 bahasa itu, Helga langsung diajak bercanda.
"Kak Gayatri itu orangnya periang, suka bikin ketawa. Tapi sekarang enggak bisa lihat dia ketawa lagi," ujar dia kepada Kompas.com, Jumat (24/10/2014).
Helga juga mengenal sosok Gayatri sebagai perempuan yang tangguh. Bahkan Helga menceritakan suatu kondisi yang pernah dialami oleh dia dan Gayatri saat di sekolah dulu. Sekolah Gayatri di Ambon, kata Helga, memiliki lingkungan yang tidak nyaman. Ada perbedaan antara anak orang kaya dan sederhana. Adapun Gayatri termasuk dari kalangan keluarga sederhana.
Suatu ketika, Gayatri dikerjai oleh teman-teman prianya dengan menyembunyikan kursi dan meja di dalam kelas. Namun dia tidak mengeluh atau marah. Ia hanya mencari dan mengambil kursi dan meja yang disembunyikan.
"Saya waktu itu ketemu, saya tanya kenapa Kak angkat-angkat itu, terus dia bilangnya enggak apa-apa, biasa hehehe begitu," tutur Helga.
Helga pun mengungkapkan bahwa Gayatri sering menyemangatinya. Satu hal yang masih diingat betul oleh Helga adalah kata-kata Gayatri yang berbunyi, "kalau kaya dari uang orangtua itu saya tidak bangga. Apa hebatnya? Tapi kalau dari uang sendiri, itu bangganya luar biasa."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.