Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Wali Kelas AK, Korban Kekerasan Seksual di JIS

Kompas.com - 03/11/2014, 20:08 WIB
Laila Rahmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Murphy Neal Von, wali kelas AK di Jakarta International School (JIS), menuturkan bahwa tidak ada anak muridnya yang keluar dari kelas tanpa sepengetahuannya selama lebih dari lima menit.

Murphy menyampaikan itu saat bersaksi di persidangan kasus kekerasan seksual dengan lima terdakwa petugas kebersihan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (3/11/2014). [Baca: Pengacara Terdakwa: Tidak Pernah Ada Komplain dari Orangtua AK]

Pernyataan Murphy tersebut diungkapkan oleh pengacara terdakwa Agun dan Virgiawan, Patra M Zain. "Tidak pernah ada anak pergi keluar kelas lebih dari lima menit di luar pantauan guru. Sudah pasti guru atau asistennya akan mengecek kalau anak keluar lebih dari lima menit," kata Patra seusai sidang. [Baca: Ini Alasan Wali Kelas AK Tak Penuhi Panggilan Sidang Dua Kali]

Oleh karena itu, Patra juga menyangsikan bagian dari Berita Acara Pemeriksaan yang mengatakan salah satu terdakwa berjalan kaki dari JIS cabang Cilandak ke JIS cabang Pondok Indah, tempat AK bersekolah.

Salah satu terdakwa tersebut memang merupakan petugas kebersihan di JIS cabang Cilandak. "Ada pelaku jalan dari JIS Cilandak ke JIS Pondok Indah, itu butuh waktu 15 menit kata gurunya tadi. Itu kelamaan," kata Patra.

Sidang hari ini beragendakan pemeriksaan dua saksi, yaitu Murphy dan Luciana. Sidang yang dimulai pukul 13.00 WIB tersebut berlangsung selama kurang lebih empat jam. Persidangan akan kembali dilanjutkan Rabu (5/11/2014) dengan agenda telekonferensi bersama AK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com