Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Residivis Itu Tewas Ditembak setelah Tiga Pekan Diburu

Kompas.com - 01/12/2014, 20:23 WIB
Windoro Adi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah tiga pekan diburu, Arkadinata (38) yang lebih populer dipanggil Edi Palembang--perampok dan pembunuh yang menjadi buruan Polda Jambi, Polda Sumatera Barat (Sumbar), dan Polda Riau--akhirnya tewas ditembak di Jalan Kampung Sawah Balong RT 06 RW 04, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, Senin (1/12/2014) pukul 04.00 WIB. Dua temannya, Farhan dan Subhan, menyerah dan ditangkap.

"Dia dan kedua temannya sudah dua hari di rumah kontrakan BJ (64). BJ adalah kawan sekampung ketiga pria itu," tutur Halimah (27), yang tinggal di sebelah rumah kontrakkan BJ saat ditemui, Senin. "Ketiganya datang dua hari setelah istri BJ datang dan tinggal di sana selama sepekan," lanjut dia. Menurut Halimah, BJ orang yang tertutup. Demikian pula ketiga pria.

Kanit 2 Sat Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Danang Kartika, mengatakan, "Pukul 03.00 WIB anggota gabungan memastikan ketiga pelaku (ada di rumah tersebut) dan mulai mengepung dan mendobrak dua pintu rumah kontrakan yang dihuni ketiga tersangka".

Bunyi keras dobrakan kedua pintu, lanjut Danang, membuat Edi terbangun lalu lari ke kamar mandi mengambil senjata api jenis revolver. Kontak senjata antara Edi dan tim gabungan pun terjadi. "Dia tewas setelah dua peluru bersarang di punggung dan kepala kirinya," ucap Danang.

Kasat Reskrim Polresta Pekan Baru, Komisaris Hariwiyawan Harun yang dihubungi terpisah menambahkan, polisi sudah tiga pekan memburu Edi, pria kelahiran Solok, Sumbar. "Sudah puluhan kali dia merampok dan membunuh dan menjadi target tiga Polda -- Jambi, Sumbar, dan Riau," ujar dia.

Edi sudah kabur dua kali, yaitu dari Lapas Jambi dan dari rumah tahanan Polres Batanghari. Dia pun sudah pernah lolos dari penyergapan. "Minggu (9/11/2014), saat hendak beli baju, di jalan Kulim, Pekanbaru, dia kami kepung dan kabur melompat pagar. Saat Bripka (Brigadir Kepala) Harianto Bahari yang mengejarnya melompat pagar, Edi menembak. Bripka Harianto tewas," jelas Hariwiyawan.

Kamis (20/11/2014), polisi mencium jejak Edi dan teman-temannya di Sarolangon, Jambi. "Dia kembali melawan dengan senjata api dan kabur. Kami cuma mampu menyita tiga senjata api laras panjang dan pistol rakitan milik mereka," lanjut Hariwiyawan. Sebelumnya, April 2014, Edi dan komplotannya menembak mati seorang anggota satuan pengaman yang memergoki aksi mereka membongkar gudang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dianggap Menganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Dianggap Menganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Megapolitan
Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Megapolitan
Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Penyelenggara 'Study Tour' di Depok Diimbau Ajukan Permohonan 'Ramp Check' Kendaraan ke Dishub

Penyelenggara "Study Tour" di Depok Diimbau Ajukan Permohonan "Ramp Check" Kendaraan ke Dishub

Megapolitan
KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

Megapolitan
KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

Megapolitan
Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Diambil dari RS Polri, Kini Dibawa Keluarga Menuju Rumah Duka

Jenazah Korban Pesawat Jatuh Telah Diambil dari RS Polri, Kini Dibawa Keluarga Menuju Rumah Duka

Megapolitan
948 Calon Jemaah Haji Asal Kota Bogor Diberangkatkan pada Musim Haji 2024

948 Calon Jemaah Haji Asal Kota Bogor Diberangkatkan pada Musim Haji 2024

Megapolitan
Casis Bintara yang Dibegal di Kebon Jeruk Dapat Hadiah Motor Baru

Casis Bintara yang Dibegal di Kebon Jeruk Dapat Hadiah Motor Baru

Megapolitan
Jenazah Korban Pesawat Jatuh di Tangsel Utuh, RS Polri: Kematian Disebabkan Benturan

Jenazah Korban Pesawat Jatuh di Tangsel Utuh, RS Polri: Kematian Disebabkan Benturan

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Bekasi, Polisi Masih Dalami Dugaan Korban Hamil

Jasad Wanita di Selokan Bekasi, Polisi Masih Dalami Dugaan Korban Hamil

Megapolitan
Muncul Lagi meski Sudah Ditertibkan, Jukir Liar di Koja: Makan 'Gimana' kalau Dilarang?

Muncul Lagi meski Sudah Ditertibkan, Jukir Liar di Koja: Makan "Gimana" kalau Dilarang?

Megapolitan
Sebelum Hilang Kontak, Pilot Pesawat Jatuh di Tangsel Sempat Hubungi Menara Pengawas

Sebelum Hilang Kontak, Pilot Pesawat Jatuh di Tangsel Sempat Hubungi Menara Pengawas

Megapolitan
KNKT Pastikan Pesawat yang Jatuh di Tangsel Tidak Punya 'Black Box'

KNKT Pastikan Pesawat yang Jatuh di Tangsel Tidak Punya "Black Box"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com