Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah Ade Sara: Pagi Ini Saya Khawatir...

Kompas.com - 02/12/2014, 08:43 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sidang putusan terdakwa pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto, yaitu Ahmad Imam Al Hafitd dan Assyifa Ramadhani, tinggal satu minggu lagi. Hari-hari menjelang putusan menjadi hari yang berbeda bagi orang yang berkaitan dengan kasus ini.

Salah satunya adalah ayah Ade Sara, Suroto. Sejak berakhirnya sidang pekan lalu, Suroto mengaku selalu menghitung mundur hari yang ia lalui sampai tiba hari putusan pada 9 Desember mendatang. Hari ini, dia masih akan mengikuti proses sidang terakhir, yaitu sidang duplik Assyifa.

Menghadiri sidang, kata Suroto, membuat beragam perasaan bercampur menjadi satu. "Seperti pagi ini, saya merasa khawatir," ujar Suroto kepada Kompas.com, Selasa (2/12/2014).

Suroto khawatir, pembelaan yang akan dilakukan Assyifa dan tim pengacaranya akan semakin membabi buta, bahkan sampai terkesan tidak rasional. Suroto khawatir hal ini akan berdampak besar pada vonis terdakwa.

Hafitd dan Assyifa memiliki kesempatan untuk melakukan pembelaan berkali-kali. Namun, dia, sebagai orangtua korban, hanya bisa memberi kesaksian sekaligus pembelaan terhadap putri semata wayangnya sebanyak satu kali saja. Suroto juga khawatir, menjelang sidang putusan minggu depan, akan ada hal yang dilakukan tim pengacara Assyifa untuk mengundurkan jadwal sidang vonis.

Suroto teringat saat seharusnya Assyifa melakukan pembelaan beberapa minggu lalu, tim pengacara menyatakan belum siap terhadap nota pembelaannya sehingga sidang pleidoi untuk Assyifa harus diundur satu minggu kemudian.

"Kalau hari ini dupliknya Assyifa belum siap, apakah dianggap gugur atau diberi kesempatan lagi? Karena hakim sudah bilang vonis tanggal 9 Desember," ujar Suroto.

Walau demikian, ada perasaan senang yang dirasakan Suroto pada hari-hari menjelang sidang vonis ini. Sanak saudaranya dari Semarang datang untuk memberi dukungan langsung kepada orangtua Ade Sara.

Suroto dan istrinya, Elisabeth, tidak akan menghadapi sidang penentu pembunuh putrinya seorang diri. Dukungan dari kerabat dan juga sahabat masih mengalir deras hingga saat ini, meskipun perasaan sedih masih tetap ada.

Perasaan sedih itu akan selalu ada di dalam hati Suroto dan Elisabeth, yaitu perasaan sedih yang timbul karena tahu bahwa putri mereka, Ade Sara Angelina Suroto, tidak berada di tengah-tengah keluarga besar lagi untuk selamanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com