Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Setahun Lebih Saya Kesal sama Kadiskominfomas yang Lama

Kompas.com - 15/12/2014, 13:26 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menceritakan sulitnya untuk mencari kepala dinas komunikasi informatika dan kehumasan (kominfomas) idamannya. Selama kurang lebih satu tahun memimpin Ibu Kota, Basuki mengaku tidak puas dengan kinerja mantan Kepala Diskominfomas Sugiyanta—kini telah dipindahkan ke Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP).

"Saya cari siapa kadiskominfomas yang mau bekerja sama. Setahun lebih saya kesal luar biasa sama Kadiskominfomas yang lama. Saya minta ini itu enggak bisa direalisasikan," kata Basuki kesal, di Balaikota, saat menyampaikan sambutan peluncuran smart city, di Balaikota, Senin (15/12/2014).

Basuki mengaku menginginkan seorang kadiskominfomas yang mampu mewujudkan Jakarta sebagai smart city. Keinginannya untuk membuat sebuah aplikasi smart city sudah lama ada di dalam benaknya. Namun, Sugiyanta tak mampu mewujudkan keinginannya itu. Padahal, aplikasi smart city diyakini Basuki dapat mempercepat respons pengaduan warga kepada para aparat pemerintah. Selain itu, Basuki juga dapat mengawasi pengaduan warga melalui aplikasi tersebut.

Basuki mengaku kecewa dengan kinerja Sugiyanta. Di dalam Diskominfomas DKI itu, lanjut dia, berisi anak-anak muda yang memiliki inovasi tinggi dan kecerdasan. Sayangnya, sang pimpinan tidak mampu mengimbangi kinerja anak buahnya.

Kemudian, Basuki memutuskan untuk memindahkan Sugiyanta menjadi anggota TGUPP. Ia mencari PNS DKI yang melek teknologi. Semua server SKPD pun disaringnya untuk menjadi kadiskominfomas.

"Ada server terbaik yang bekerja di Badan Arsip dan Perpustakaan DKI. Kepalanya namanya Pak Agus Bambang Setiowidodo. Padahal, beliau ini guru lho, tidak ada urusan IT, tetapi kami suruh jadi kadiskominfo. Yang penting beliau punya hati dan bisa bekerja sama dengan kami," cerita Basuki.

Lebih lanjut, Basuki pun menceritakan awal mula ia ingin menerapkan smart city. Sedianya, Basuki menginginkan Dinas Perhubungan DKI untuk membuat sistem yang dapat menginformasikan titik-titik kemacetan dan keberadaan petugas di lapangan.

"Pas saya baru masuk Jakarta, Dishub bilang bisa buat sistem itu anggarannya Rp 5 triliun. Terus saya tanya, 'Selesainya kapan sistem itu?' Ternyata mereka bilang 4-5 tahun. Saya bilang, 'Lupakan sajalah rencana itu, hanya buang waktu dan anggaran saja,'" kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Larang 'Study Tour', Korbankan Pengalaman Anak

Pemprov DKI Larang 'Study Tour', Korbankan Pengalaman Anak

Megapolitan
PSI Buka Penjaringan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta

PSI Buka Penjaringan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta

Megapolitan
Sebelum Penerimaan Dimoratorium, Catar STIP Sudah Bayar Rp 2 Juta untuk Seleksi Masuk

Sebelum Penerimaan Dimoratorium, Catar STIP Sudah Bayar Rp 2 Juta untuk Seleksi Masuk

Megapolitan
Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana | Miliaran Hasil Parkir Mengalir ke Ormas dan Oknum Aparat

[POPULER JABODETABEK] Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana | Miliaran Hasil Parkir Mengalir ke Ormas dan Oknum Aparat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Megapolitan
Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Megapolitan
Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Megapolitan
Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Megapolitan
Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Megapolitan
Kesal Ada Donasi Palsu Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga Korban: Itu Sudah Penipuan!

Kesal Ada Donasi Palsu Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga Korban: Itu Sudah Penipuan!

Megapolitan
Merasa Ada Kejanggalan pada BAP, Hotman Paris Minta 8 Tersangka Kasus Vina Diperiksa Ulang

Merasa Ada Kejanggalan pada BAP, Hotman Paris Minta 8 Tersangka Kasus Vina Diperiksa Ulang

Megapolitan
Pemkot Jaksel Berencana Beri Pelatihan Kerja kepada Jukir Liar yang Terjaring Razia

Pemkot Jaksel Berencana Beri Pelatihan Kerja kepada Jukir Liar yang Terjaring Razia

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com