"Mereka keberatan kalau keluar masuk stasiun harus naik turun jembatan penyeberangan. Mereka complaint ke kita," kata Kepala Stasiun Tanjung Barat Supriatna saat ditemui Jumat (26/12/2014).
Menurut Supriatna, para penumpang yang mengajukan keberatan menyarankan agar di depan Stasiun Tanjung Barat dipasangi lampu lalu lintas yang dilengkapi tombol untuk penyeberang jalan. Namun, kata Supriatna, keberadaan lampu lalu lintas untuk penyeberang jalan di depan Stasiun Tanjung Barat tidak efektif. Sebab, jalan raya yang ada di depan stasiun memiliki volume kendaraan yang cukup tinggi.
"Ini kan jalan utama dari Depok. Apalagi kendaraan yang lewat lajunya kencang-kencang," ujar Supriatna.
Ia mengaku sampai saat ini masih mencari solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut. Sebagai informasi, mulai saat ini calon penumpang KRL Commuter Line yang hendak berangkat atau tiba di Stasiun Tanjung Barat sudah tidak bisa lagi masuk ataupun keluar stasiun dengan cara menyeberang di jalan raya yang ada di depan stasiun. Karena, saat ini, pintu utama stasiun yang menghadap ke jalan raya sudah ditutup.
Sebagai gantinya, PT KAI menyediakan jembatan penyeberangan. Jembatan ini menjadi akses masuk satu-satunya bagi penumpang yang hendak masuk ataupun keluar stasiun. Penutupan pintu utama stasiun dilakukan di kedua sisi, baik di sisi barat (arah Depok-Pasar Minggu) maupun di sisi timur (arah Pasar Minggu-Depok).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.